Monday, February 5, 2018

Menjadi Kaya


Tidak dipungkiri bahwa setiap kita ingin menjadi kaya. Dan juga harus kita akui bahwa setiap kita ingin memiliki harta yang melimpah, tercukupinya kebutuhan hidup, mulai kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Semua sudah tau kan apa saja yang masuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier?

Nah, kategori kaya adalah orang yang mampu memenuhi 3 macam kebutuhan itu. Mereka bisa plesiran, punya mobil mewah, punya rumah mewah, dan lainnya yang segalanya serba wah. Ya inilah ukuran kekayaan materi yang kita ketahui secara fisik saat ini. Siapa yang tak mau kaya? Jujur, sebagian besar manusia menginginkan keadaan seperti itu. Betul???


Untuk mewujudkan kekayaan yang diinginkan, manusia berusaha dengan bekerja. Ada yang menjadi karyawan, pengusaha, menekuni profesi atau hobi yang produktif sampai ada yang mengambil jalan pintas (jangan ditiru).

Bagi para pengusaha, banyak hal yang mereka lakukan agar usaha sukses dan menghasilkan maksimal. Bagi para karyawan, mereka bekerja dengan tekun dan profesional agar naik pangkat dan bagi mereka yang bekerja di bidang seni atau hobi, mereka terus berinovasi agar hobinya itu benar-benar produktif dan berhasil maksimal. Dari semua profesi, ada juga yang selalu menyempatkan diri untuk mengikuti seminar dengan para motivator hebat. Namun tidak sedikit dari mereka yang hingga saat ini belum juga menjadi seorang kaya. Mengapa?

Dalam sebuah buku karya T. Harv Eker. Judulnya “Millionaire Mindset: Inner Game of Wealth”. Dalam buku tersebut, ada satu kalimat yang sangat bagus.
*“The only way to change your ‘outer’ world is to first change your ‘inner’ world.”*
Artinya ketika kita ingin mengubah sesuatu di luar kita maka ubahlah dulu sesuatu yang ada dalam diri kita. Apa itu? 

Mental kita!!


Banyak yang mengaku pengen kaya, tetapi nyatanya mereka masih memiliki mental pemalas, suka mengeluh, mudah menyerah dan selalu membuat pembenaran atas setiap kegagalannya.
Pernahkan kita kenal atau temui teman kita yangmemiliki ketrampilan dan potensi luar biasa tapi sampai saat ini masih bergelut dengan masalah finansial? Atau pernahkah kita tau atau kenal teman yang memiliki ketrampilan dan potensi yang biasa-biasa saja tapi kini sudah di puncak kesuksesan? Menjadi orang kaya raya..

Ya, tipe pertama banyak kita temui di sekitar kita. Merekalah yang belum bisa memaksimalkan potensinya sedangkan type kedua jarang kita temui karena memang mereka adalah orang diatas rata-rata.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa orang yang kaya itu usahanya tentu berbeda dengan orang yang belum kaya. Mental yang mereka miliki juga berbeda. Mereka memiliki sifat visioner, disiplin, tekun, ulet, mau belajar, optimis dan dan tidak mudah menyerah. Merekalah orang diatas rata-rata, karena memang susah dan berat memiliki mental seperti mereka.

Jadi bagi yang ingin menjadi seorang kaya, siapkan dan bentuklah mental kaya sekarang juga. Visioner, disiplin, optimis, rajin, ulet, mau belajar dan tidak mudah menyerah. Siap??

By: Yeyen Robiah
Gunung Sindur, 4 Februari 2018

Thursday, August 24, 2017

There Is Nothing New About Selling



Berbagai metode, istilah maupun teknik penjualan sudah sering kita dengar baik dari pelatihan, membaca buku maupun sharing dengan para coach handal. Namun semua metode, istilah ataupun teknik itu ternyata bermuara pada pembahasan yang hampir sama. Bahkan ada yang mengatakan bahwa,” there is nothing new about selling”. 

Jadi pada prinsipnya metode atau ilmu tentang penjualan itru tidak ada yang baru, hanya seputar itu-itu saja. Tapi dengan memahami yang “itu-itu” saja dan mengactionkannya secara konsisten akan membuka peluang sukses yang lebih lebar.

Ilmu penjualan yang “itu-itu” saja dapat kita rangkum dalam pembahasan kali ini yaitu kita sebut dengan 4 prinsip dasar penjualan.

Lalu apa saja sih 4 prinsip dasar penjualan itu? Mari kita simak lebih lanjut.

1. Selling is a procces


Penjualan itu adalah bagian dari sebuah proses bisnis. Proses yang berjalan dari tahap satu ke tahap selanjutnya. Suksesnya sebuah penjualan itu akan terwujud jika kita melalui setiap tahap dengan baik. Jadi tidak ada yang instan, terjadi penjualan begitu saja, butuh planning, knowledge, effort, analisis dan barulah result.

      2.  Selling is a number of game

Prinsip dasar yang kedua ini menyatakan tentang hukum perbandingan lurus antara usaha dan hasil. Artinya penjualan itu sebenarnya hanya sebuah permainan angka. Angka yang berada di sebelah kiri atau sebelah kanan. If you do more, you will get more. Angka penjualan kita akan semakin kekanan alias terus betambah jika usahanya juga bertambah, dan sebaliknya. Semakin banyak yang kita lakukan semakin banyak pula yang kita dapatkan. Semakin sedikit usaha produktif kita maka semakin sedikit pula peluang clossingnya. Namun hukum ini tetap berpegang pada produktifitas yang berkualitas.

3. Selling is all about having good interpersonal comunication and relationship


Selain sebagai makhluk individu, manusia juga dikenal sebagai makhluk sosial. Artinya setiap usaha kita membutuhkan komunikasi yang berfungsi untuk  menyampaikan ide, gagasan dan pikiran kita kepada orang lain. Komunikasi inilah yang memegang peran penting di era digital. Seseorang yang mempunyai kemampuan mengkomunikasikan idenya akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Setelah komunikasi lancar, maka akan terjalin hubungan timbal balik yang selaras. Dalam konteks ini tentu saja seorang seller harus menguasai ilmu komunikasi yang baik dan juga harus bisa membina hubungan (relationship) yang baik dengan calon customernya. Bahkan ada yang menyatakan bahwa produk bukanlah segalanya namun ikatan batin dan sentuhan emosionallah yang menentukan masyarakat untuk memutuskan mau tidak mereka bertransaksi dengan kita.

4. Selling is about dicipline


Point terakhir inilah yang bisa membedakan kesuksesan sesorang dibidang apa saja, terutama penjualan.

Jalan menuju sukses itu harus dilalui dengan kedisiplinan yang tinggi, komitmen yang kuat dan terus menerus. Rangkain tahap menuju kesuksesan penjualan tidak bisa dilakukan hanya mengikuti mood kita. Ketika mood baik maka kita semangat, jika mood jelek kita menyerah. Tidak!!

Disiplin dalam melalui setiap tahapan juga akan berpengaruh pada disiplin diri. Biasanya orang yang berhasil atau sukses itu juga memiliki disipiln diri yang kuat. Suka atau tidak, sedang dalam good mood atau bad mood, disiplin itu tetap harus diterapkan.

Itulah tadi 4 prinsip dasar dalam penjualan. Intinya, ketika kita akan berbisnis atau melakukan aktifitas penjualan, semuanya harus jelas dan dilandasi dengan knowledge yang up to date. Setelah planning dan knowledgenya kita peroleh, segera action tanpa ragu dan takut. Jatuh bangun dalam bisnis itu biasa namun jatuh dan bangkit lagi itu luar biasa. Keep on spirit!!

*Yeyen Robiah

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Wednesday, August 23, 2017

Apa Slogan Produk Anda?


Sebelum kita mulai membahas tentang slogan, coba jawab pertanyaan saya dibawah ini dengan cepat.
1.Orang pintar minum…
2.Nyamuk sini Cuma takut…
3.….dulu liburan kemudian
4. ….pancen oye
5. ….semakin di depan

Oke cukup ya. Dari 5 pertanyaan itu mungkin sebagian kita sudah tahu jawabannya. Mari kita cek bersama.
1.Orang pintar minum Tolak Angin
2.Nyamuk sini cuma takut Tiga Roda
3.Traveloka dulu liburan kemudian
4.Oskadon pancen oye
5. Yamaha semakin di depan

Dah betul semua kan ya? Ya rata-rata masyarakat Indonesia akan dengan mudah menjawab 5 kalimat itu. Kenapa? Karena kalimat-kalimat itu begitu terkenal. Inilah yang di sebut slogan.

Slogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya, sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat dan untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain. Jadi slogan itu secara garis besar kalimat yang singkat, padat dan berisi untuk tujuan mempengaruhi atau mengajak orang lain.

Singkat artinya hanya terdiri daribeberapa kata dalam satu kalimat jadi mudah diingat. Padat artinya dalam satu kalimat ini sudah mengandung makna yang menyeluruh. Sedangkan berisi maksudnya memiliki pesan-pesan tertentu atau misi tertentu.

Dari arti slogan itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa slogan merupakan indentitas atau ciri khas suatu produk. Ciri khas yang dimilikinya ini dirangkum dan diramu sedemikian rupa dalam satu kalimat yang padat dan berisi.

Setiap orang yang mendengar kalimat itu akan dengan mudah menghubungkannya dengan produk yang bersangkutan. Selain itu kesan atau imej yang diinginkan si pemilik produk itu pun sudah tersampaikan dengan baik dalam slogan-slogan ini. Jadi setiap ada kegiatan yang berhubungan dengan apa yang ditulis dalam slogan, mereka akan selalu ingat dengan slogannya dan tentu saja ingat dengan produknya. Dan tujuan pemasaran iklannya pun tercapai, yaitu penawaran produknya diterima oleh calon customernya.

Itulah ilustrasi fungsi dari sebuah slogan.

Secara ilmiah, slogan yang terdiri dari beberapa kata ini merupakan kesatuan kalimat yang disampaikan dengan tata bahasa yang tepat. Susunan ini dibuat sedemikin rupa agar bisa memasuki area kritis calon custmernya. Area kritis ini akan dilewati dengan aman tanpa menyenggol alarmnya sehingga masuk ke daerah alam bawah sadar. Dengan perlahan dan lembut, kata-kata ini masuk dan akhirnya diterima oleh alam bawah sadar calon customernya dengan menimbulkan suatu kesan atau sugesti terhadap produk tersebut. Sugesti yang sudah tertanam ini akan mengubah sikap atau perilaku si calon customer tadi.

Misalnya saja, dia akan merasa menjadi orang pintar ketika minum tolak angin, maka ketika masuk angin segera berpikir cepat (seperti orang pintar) segera membeli dan minum tolak angin. Begitu juga dengan slogan traveloka. Ketika kita akan merencanakan liburan maka agar liburannya sukses ya buka traveloka dan menggunakan jasa yang ditawarkan oleh traveloka. Nah disinilah tindakan-tindakan yang diinginkan sang pemilik produk tercapai.

Dari paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa bahasa sangat berperan penting dalam terjadinya transaksi. Bahasa ini bisa digunakan untuk menanamkan suatu doktrin atau sugesti tertentu terhadap produk atau jasa yang kita punya. Pemilihan bahasa yang tepat akan berpengaruh pada berhasil tidaknya sugesti itu tertanam pada otak calon customernya.  

Jadi, slogan yang tepat dan cantik akan mempengaruhi diterima tidaknya produk kita oleh masyarakat. Sampaikan slogan itu padas setiap kita berpromosi atau membuat konten iklan. Biasanya slogan ini diletakkna di bagian akhir paragraf. Lama kelamaan slogan produk kita akan menempel dan memiliki kesan yang mendalam sehingga produk kita pun dikenal.

Contoh yang sedang saya lakukan mengenai slogan ini adalah saya selalu mengikutsertakan slogan “ salam cantik dari tas rajut etnik” atau “ mau cantik ya tas rajut etnik” dalam setiap konten di Fb saya. Jadi setiap ingat kata cantik, maka akan teringat juga tas rajut etnik.

Nah, sudahkan Anda mempunyai slogan untuk produk Anda?

*Yeyen Robiah
#ODOP

#BloggerMuslimahIndonesia

Saturday, August 19, 2017

Merawat "Kolam Ikan" di Facebook




Masih seputar bagaimana menarik dan merawat calon customer di kolam ikan kita yaitu akun FB kita, kali ini kita akan membahas tentang beberapa teknis sederhana dalam broadcast konten kita.
Seperti kita ketahui konten itu bisa berupa tulisan atau artikel full yang bermanfaat bagi pembacanya, namun bisa juga artikel yang disertai gambar ataupun foto.

Menurut beberapa penelitian, menyatakan bahwa konten yang disertai gambar atau foto akan memiliki kekuatan viral yang lebih dahsyat. Maka dari itu tidak ada salahnya kita menyertakan gambar atau foto yang sesuai dengan konten yang kita tulis.

Gambar atau foto yang akan kita share sebaiknya berupa gambar dan materi atau informasi yang disatukan dalam sebuah flyer. Flyer ini semacam brosur-brosur yang sering kita jumpai sehari-hari.

Kekuatan flyer ini terletak pada desain yang menarik. Perpaduan antara foto dan isi harus proporsional, padat dan berisi. Berikut ini beberapa kriteria flyer yang bagus dan menarik.

1. Flyer dalam bentuk square.
Secara umum pembaca akan lebih tertarik dengan desain berbentuk kotak atau square. Bentuk square ini diyakini memiliki sifat universal dan eye cathcing. Sebaliknya jika flyer itu berbentuk circle, memiliki kesan aneh dan terlalu feminim. Maka gunakanlah bentuk square yang lebih banyak diterima masyakarakt umum, familiar dan tentu saja lebih banyak memuat space untuk gambar dan tulisan.

2. Resolusi yang tinggi
Kekuatan sebuah gambar terletak pada ketajaman tampilannya. Semakin tajam dan bersih maka semakin menarik.
Untuk memiliki ketajaman yang bagus, gambar sebaiknya berukuran sekitar 1000 x 1000px atau 500x500 pickel. Gambar yang tajam dan tidak pecah merupakan modal awal untuk menangkap perhatian pembaca lebih banyak.

3. Sesuai dengan konten
Flyer atau gambar yang akan kita share sudah pasti harus memiliki kesesuaian. Jangan sampai ada kontradiksi antara konten dan gambar. Hal ini agar membentuk kesatuan pemahaman terhadap pesan yang akan kita sampaikan.

4. Sertakan quotes
Konten yang berupa gambar atau flyer diyakini memiliki daya tarik yang lebih kuat dari pada tulisan yang panjang lebar. Hal ini terbukti dengan banyak orang yang menshare gambar-gambar yang berisi quotes yang mengena.

Ini merupakan salah satu peluang kita untuk menyebarluaskan branding kita melalui gambar-gambar yang disertai quotes.

Buatlah gambar yang disertai kata-kata semangat, motivasi, renungan, hikmah dll. Selain sangat bermanfaat sebagai pengingat diri juga lama kelamaan akan menaikkan personal branding kita di mata calon customer kita.

5. Mempunyai style
Dalam membuat flyer usahakan kita konsisten pada tema tertentu sesuai dengan target market kita. Konsistensi ini juga berlaku pada gaya bahasa, tampilan sampai pada warna, bentuk atau font yang kita gunakan. Hal ini bertujuan agar kita memiliki ciri khas tertentu. Dengan ciri khas kita inilah orang akan mengenal gambar-gambar kita meski tanpa kita beri identitas secara langsung.

6. Beri logo atau watermark
Sebagai salah satu bukti bahwa flyer itu adalah karya kita, sebaiknya pada setiap gambar yang kita buat dibubuhkan logo khas kita atau watermark. Watermark ini lah yang akan selalu dibawa kemana-mana. Letakkan lah gambar logo kita di tempat-tempat yang terbaca secara proporsional. Jangan terlalu besar dan jangan pula terlalu kecil. Letaknya bisa di tengah, pojok atau bawah. Logo ini juga harus konsisten agar validitas nya kuat.

Itu tadi beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam membuat desain flyer yang akan kita jadikan konten untuk menyebarkan virus bisnis kita. Selanjutnya kita akan membahas tentang waktu-waktu yang tepat untuk membagikan konten-konten kita itu.

Berdasarkan hasil penelitian (baca:kepo) dari akun-akun para mastah, berikut ini jadwal share konten pada jam-jam ramai di FB. Pada jam-jam ini sebagian besar penduduk FB aktif sehingga kemungkinan terbaca nya lebih besar.

Pagi : 06.00-08.00 atau 07.00-09.00
Siang : 11.00-12.00 atau 12.00-13.00
Sore : 15.00-17.00
Malam: 19.00-20.00 atau 20.00-22.00

Nah di waktu-waktu itulah para pengguna FB biasanya sedang on, ada yang sedang di dalam mobil berangkat bekerja, coffee break, lunch time, ishoma, istirahat sore, dan menjelang tidur. Pada waktu-waktu inilah sebaik kita membagikan konten andalan kita sehingga daya serapnya lebih maksimal.

Lalu bagaimana agar penyebaran konten ini berjalan tertib dan kontinyu? Jawabannya adalah buatlah jadwal khusus untuk membuat konten dalam seminggu.

Beberapa mastah terkenal seperti bung Billy dan kang Dewa, mereka membuat konten seminggu sebelumnya. Mereka mengalokasikan 3-4 hari dalam seminggu khusus untuk membuat konten untuk Minggu berikutnya.

Misal sehari mereka akan membagikan 3 konten, maka dalam waktu 3 hari itu mereka akan membuat 3x7 yaitu 21 konten. Konten ini bervariasi, ada full artikel , flyer atau flyer dan caption-nya.

Sebagai penutup, untuk menjadikan akun FB kita sebagai kolam ikan yang subur memang tidak mudah, diperlukan perencanaan yang matang dan action yang kuat. Disiplin, punya komitmen dan etos kerja yang tinggi merupakan sebuah keharusan. Namun dengan usaha yang terencana dengan baik, action yang nyata akan menghasilkan panen yang melimpah. Branding kita naik, dan tentu saja produk kita akan banyak yang melirik. Tetap semangat dan sukses selalu.


*Yeyen Robiah
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

Sharing-Sharing Dulu, Selling-Selling Kemudian




Tulisan ini masih tentang perbisnisan dunia maya ya, bukan ingin membahas peribahasa bahasa Indonesia, hehe... Kali ini kita akan fokus ke pembahasan bagaimana cara agar calon customer kita mau, tertarik dan suka dengan akun FB kita yaitu yang mempunyai tujuan akhir sebagai media penjualan produk-produk kita yang laris. 

Bila diibaratkan sebuah kolam, akun FB kita ini harus mampu menarik banyak ikan yang masuk. Ikan-ikan ini harus kita beri makan dan harus kita rawat agar ikan-ikan ini nantinya siap kita panen dengan hasil yang melimpah. 

Begitu juga dengan FB kita, bagaimana usaha kita agar target market mau melirik, mampir dan betah di FB kita. Kalau target market kita sudah masuk ke akun FB kita, maka kewajiban selanjutnya adalah merawat mereka agar terus berkembang. Salah satu langkahnya adalah dengan membuat konten yang menarik dan manjur. Konten yang dimaksud disini adalah isi, tema, materi atau gambar yang akan dishare di FB. 

Jargon yang saya tulis sebagai judul merupakan inti dari tulisan ini. Jargon ini dipakai oleh mastah ternama yaitu kang Dewa. Jadi untuk mendapatkan perhatian dari target market, maka langkah awalnya adalah dengan banyak berbagi (sharing) baru berjualan (selling) kemudian. 

Dengan banyak berbagi (sharing) kita berharap banyak orang yang mulai tahu, kenal dan akhirnya tertarik dengan kita. Konten yang kita share bisa menembus banyak sisi atau kalangan FB. Caranya tentu saja dengan menyebarkan konten kita sehingga  banyak yang nge like, nge share ataupun komentar. 

Sebelum membuat konten yang siap dishare, tentukan dulu tujuan akhir kita, apakah ingin likernya banyak, share nya banyak atau komentnya yang banyak. Tentukan salah satunya saja, lalu buatlah kalimat Trigger di setiap akhir konten status kita. 

Sebagai contoh, jika kita ingin like nya banyak, maka triggernya bisa berupa: " like dulu ya kalau dirasa bermanfaat", " jangan lupa like agar status ini tampil terus di berandamu", dll. 

Sama halnya jika konten kita ingin dishare atau dikoment banyak orang, buatlah kalimat Trigger di akhir kalimatnya. Misal, "share status ini, mungkin ada orang lain yang membutuhkannya", atau " setelah kamu baca, bagaimana menurutmu tentang xxxx, sharing yuk di koment".

Setelah menentukan tujuan akhir konten kita, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis konten yang akan kita share. 

Ada 4 jenis konten yang bisa kita buat. 

1. Edukasi
Konten yang berisi edukasi ini bertujuan memperkenalkan produk kita ke calon customer. Biasanya konten edukasi ini dishare seminggu sebelum suatu produk dilaunching. 

Kita bisa membuat tulisan tentang fitur, advantage atau benefit produk kita nanti. Fitur yang kita angkat hanya secuil saja lalu kembangkan dalam sebuah tulisan bebas yang dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. 

Misal saya akan launching tas tangan (handbag) pekan depan, yang akan saya angkat sebagai edukasi ke calon customer adalah fungsinya. Maka konten saya adalah sebagai berikut: 

" Tips Cantik di Bulan Syawal

 Syawal adalah bulan peningkatan, artinya setelah sebulan penuh kita ditempa jiwa dan raga dengan berpuasa, ibadah kita haruslah ada peningkatan. Mengajinya lebih sering, sholatnya lebih on time, dan akhlaknya lebih bagus. 

Tapi ternyata di bulan Syawal juga terjadi peningkatan di bidang lain Lo, yaitu adanya peningkatan pasangan berbahagia, hehe.. iya kan? banyak yang menikah di bulan Syawal. Alhamdulillah, ikut senang dong. 

Nah suatu kewajiban seorang muslim terhadap Muslim lainnya adalah menghadiri undangan bila ada yang mengundang, salah satunya undangan pernikahan saudara, teman ataupun tetangga kita. 

Dalam menghadiri undangan pernikahan, sebaiknya kita memberikan yang terbaik agar pihak yang mengundang senang, salah satunya dengan penampilan. Kenakanlah pakian yang bagus  e dan indah. Berdandanlah sewajarnya, sopan, dan tak lupa membawa tas tangan sebagai aksesoris wajibnya. Yup tas tangan atau handbag yang menyempurnakan penampilan kita di hari bahagia mereka.

Namun meski kecil, hand bag ini jangan disepelekan ya. Untuk acara semi resmi ataupun resmi handbag haruslah yang elegant, unik dan cantik agar sesuai dengan tema acaranya. Namun kadang kita mengalami kesulitan untuk mendapatkan handbag yang elegant, unik dan cantik itu. Maka kita bisa mencari koleksi handbag itu di online shop khusus yang menjual tas rajut etnik misalnya. 

Keuntungan membawa handbag yang elegant, unik dan cantik adalah selain sebagai aksesoris, juga berfungsi sebagai wadah atau tempat benda-benda berharga kita, misalnya saja dompet, gadget, uang , kunci, kosmetik dll. Jadi fungsi utama handbag jangan dilupakan ya. 

Nah biar ga repot dan bingung mencari model handbag yang fungsional sekaligus cantik dan unik kamu bisa memilih produk handbag yang lain dari pada yang lain, misalnya handbag rajut. 

Handbag rajut ini merupakan salah satu contoh handbag yang unik, cantik dan tetap fungsional. Agar terlihat serasi dan selaras, pilihlah handbag yang warnanya sesuai dengan baju yang kita kenakan. Dan jangan lupa serasikan jga dengan sepatu atau sandal kita juga ya. 

Nah, itulah sekelumit tips cantik agar tampil percaya diri, menarik dan elegant di acara-acara bahagia orang-orang yang kita cintai.
Salam bahagia di bulan Syawal ini"

2. Quotes
Quotes adalah kutipan yang kita ambil dari tokoh-tokoh terkenal. Quote bisa kita jadikan sebagai ide konten FB kita. Kita bisa mengambil quotes dari berbagai sumber. Usahakan quotes yang kita share sesuai dengan produk kita. 

Jenis konten kedua ini sebaiknya disertai gambar quotes tersebut. Lalu konten nya bisa kita tulis yang berhubungan dengan produk kita, kebutuhan dan minat calon customer kita. Serasikan antara isi quotes, gambar desain yang dan produk yang akan kita tawarkan.

3. Softselling
Jenis konten yang ketiga ini sudah masuk ke tahap penjualan. Namun softselling ini merupakan salah satu teknik penjualan secara tersamar atau tidak langsung. 

Soft selling ini tekniknya hampir sama dengan konten yang berisi edukasi tetapi soft selling lebih menonjolkan tulisan-tulisan yang mengarah ke penawaran produk. 

Teknik yang dipakai adalah dengan story' telling. Dari awal paragraf calon customer sudah digiring untuk menyelesaikan membaca konten tersebut sekaligus dipengaruhi dan diajak untuk bertindak. Salah satunya adalah untuk mengeklik web atau page yang berisi produk-produk kita. 

Untuk penulisan konten ini diperlukan keahlian dalam meramu kalimat agar calon customer benar-benar terbawa emosi, terhanyut dan terlibat di dalamnya. Sehingga pada akhirnya mereka akan dengan sendirinya menyetujui dan menerima "doktrin" tentang value produk kita. 

4. Hard selling
Jenis konten terakhir ini dapat dilakukan jika kita akan mengadakan promo atau launching produk. Kita boleh secara langsung melakukan penawaran produk ke calon customer. 

Kunci keberhasilan jenis konten ini terletak pada flyer atau gambar. Buatlah flyer tentang penawaran produk kita dengan baik, bagus dan menarik. Buatlah desainnya seatrkatif mungkin namun tetap padat berisi dan elegant. 

Flyer dengan desain yang menarik akan menangkap perhatian calon customer dan membuat mereka tertarik dan akhirnya menerima penawaran produk kita dengan senang hati.
Oke itulah tadi  empat jenis konten yang kita bahas dalam tulisan ini. Tetap fokus dan konsisten dalam mengerjakannya. Sukses selalu untuk kita semua.


*Yeyen Robiah

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

5 Tahapan Personal Branding




Dalam dunia bisnis online terutama di FB, nama akun kita sangatlah penting. Dari nama orang bisa tahu seperti apa kita yang sebenarnya. Ini juga dapat menguatkan kepercayaan calon customer pada kita. Salah satu usaha agar imej kita baik adalah dengan adanya personal branding.
Personal branding dapat diartikan secara bebas adalah sebuah brand yang menempel pada nama kita. Kita ingin imej apa yang menempel ada kita.

Berikut ini beberapa langkah membrandingkan diri di FB

1. Tentukan role mode
Sebelum membuat nama akun, kita sebaiknya menentukan role mode terlebih dahulu. Carilah tokoh atau orang yang ingin kita tiru. Lalu jiplaklah dia habis-habisan. Bagaimana dia membuat status FB, bagaimana dia menanggapi komentar, kapan dia nge-share , tema apa yang sering dia bahas dll. 

Role mode ini sebaiknya orang yang sejalan dengan bisnis kita. Misal saya sebagai penulis artikel bisnis, role mode saya adalah teh Indari Nastiti, maka saya akan kepoin akun FB beliau ini. Jadikan beliau ini sebagai pedoman dalam kita melangkah.Pernah mendengar ya ungkapan, sukses itu berpola, maka ikutilah pola orang-orang sukses. 

Setelah  kepoin akun model idaman kita, jangan berhenti begitu saja, mulai kembangkan dan sesuaikan apa-apa yang dilakukan role model kita dengan diri kita sendiri. Amati, Tiru dan Kembangkan (ATK)

2. Tentukan nama akun kita
Nama sangatlah penting maka jangan sesekali memberi nama akun kita dengan nama-nama yang aneh. Kalau bisa beri nama asli kita agar orang lebih percaya.
Nama akun FB juga jangan diberi nama produk kita, karena itu orang akan anti dan menolak pertemanan karena sudah tau kalau kita nantinya akan menawarkan dia produk. 

3. Tentukan karakter
Karakter ini juga sangat penting. Kita nantinya akan menjadi orang dengan karakter yang Hubble, periang atau humoris, atau orang dengan karakter tegas, agak kasar tapi benar. Usahakan kita konsisten dengan karakter yang kita pilih agar imejnya semakin kuat. 

4. Tentukan foto profil
Setelah role mode, nama dan karakter kita tentukan, selanjutnya pasang foto profil. Foto profil ini sebaiknya dapat menggambarkan Anda dengan tepat. Misal Anda ingin dikenal sebagai trainer, maka pasanglah foto profil  yang agak formal, atau jika Anda ingin dikenal sebagai emak pebisnis, bisa ditampilkan foto keluarga atau foto diri. Usahakan foto kita adalah foto yang terbaik namun tidak genit. 

5. Memasang cover FB
Sama halnya dengan foto profil, cover FB kita juga harus menggambarkan kita dan produk kita secara umum. Namun yang perlu diingat, jika kita masih baru, jangan memasang cover foto produk kita secara vulgar. Bolehlah kita pajang produk kita namun secara tersamar. 

Misal saya jualan tas rajut, maka cover FB saya adalah gulungan benang rajut yang indah. Atau boleh juga tidak berhubungan dengan produknya, kita bisa memasang foto yang mewakili karakter kita. Misal jika seorang wanita, kita bisa pasang cover bunga, laut dsb.

Itulah hal-hal yang berkaitan dengan personal branding, kita tidak boleh memberi kesan yang negatif. Tebarkanlah aura positif dan bermanfaat. Maka dari itu berhati-hatilah dalam memberikan nama, memasangkan foto profil  e dan mengisi konten status FB kita. Jangan  sampai nama baik kita dan produk kita tercoreng. Nama kita adalah brand yang akan menempel pada setiap imej dan produk kita selamanya.

*Yeyen robiah

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia



Wednesday, August 16, 2017

3 Alasan Status FB Kita Jarang Menghasilkan Clossing





Sudah menjadi idaman setiap olshoper di FB bahwa setiap statusnya yang mengandung iklan dapat menghasilkan clossing atau transaksi. Namun tak jarang setelah berkali-kali share status promo clossing pun tak kunjung datang. Mengapa ini bisa terjadi?

Berdasarkan pembahasan pada buku NLP Selling karya coach Antonius Arif, bahwa ada 3 penghambat yang membuat kita sulit menjual secara efektif seperti apa yang kita inginkan.  Hal ini dikarenakan:

  1. Pesan kita tidak diperhatika

Ketika kita membuka facabook, berapa jumlah iklan yang lewat di beranda kita?

Yup, banyak, satu, dua, tiga dan seterusnya. Status-status yang mengandung iklan ini semua meminta perhatian dari pembacanya. Namun nasibnya akan berbeda-beda. Ada yang diskip, ada yang dilirik dan yang paling beruntung adalah dilihat dan dibaca. Ketika sampai pada tahap dibaca, kita seharusnya sudah bersyukur, karena status iklan kita sudah dapat mengalahkan banyak status-status yang lain.

Namun bagaimana nasib status-status iklan yang hanya dilirik dan diskip saja? Ya sudah dapat dipastikan status iklan ini tak memiliki kesempatan untuk dibaca apalagi diorder. Ini artinya status iklannya tidak menarik sehingga tidak mendapatkan perhatian lebih dari pembacanya.

Lalu bagaimana agar status iklan kita mendaaptkan kesempatan untuk dibaca?

Kuncinya adalah HEADLINE.

Headline atau kepala iklan atau judul iklan yang letaknya paling atas atau paling awal sangat memegang peran penting atas kebehasilan iklan kita. Bahkan kang Dewa mengatakan bahwa headline adalah iklan nya iklan.

Jadi agar mendapatkan kesempatan status iklan kita dibaca, tugas kita adalah membuat headline yang bombastik. Headline yang seolah-olah memanggil-manggil pembaca.

Berikut ini ada beberapa contoh kata atau frase yang bisa dijadikan bagian dari headline kita, yaitu:
*Rahasia..
*Jangan sampai Anda....
*Kunci dari...
*Tips...
*Sale..
Dll

  1. Pesan tidak sesuai dengan audiens

Point kedua ini berhubungan dengan langkah awal memulao bisnis di FB yaitu membidik target market.

Ketika kita membidik target market kita harus menentukan obyek dari produk kita atau kepada kalangan siapa saja produk kita ini akan dilempar.

Sebagai contoh, produk kita adalah gamis dewasa , maka gender yang kita add adalah wanita, muslimah, ibu rumah tangga, atau ibu-ibu pengajian. Jangan sampai dengan produk gamis dewasa kita add akun FB dengan gender l;aki-laki, ataupun remaja. Meskipun mungkin saja mereka akan membelinya tetapi jarang.

Selain gender kita juga harus membidik target market berdasarkan status sosial atau ekonomi. Usahakan membidik target market yang mempunyai minat dan daya beli tinggi. Setelah semuanya kita dapat, maka kita sesuaikan gaya bahasa mereka dengan konten iklan kita nanti. Konten ini harus sesuai dengan tema atau bahasan  yang banyak dibicarakan oleh mereka. Dengan kesamaan gaya bahasa inilah kemungkinan besar iklan kita bisa dilirik dan dibaca.

  1. Pesan tidak disertai aksi yag harus dilakukan

Point terakhir ini sering disebut Call To Action.

Setelah kita menulis iklan dengan menceritakan ataupun menjelaskan panjang lebar, maka di akhir iklan jangan lupa sertakan kalimat yang isinya mengajak pembaca untuk melakukan apa yang kkita inginkan. Misalnya, “ Silakan hubungi no xxxx”, dll

Penulisan kalimat ini lebih baik  melihat level target market yang kita sasar. Jika target marketnya sudah mengenal dan tahu banyak tentang kita dan produk kita maka kalimat “vulgar” call to actionnya boleh diterapkan. Misalnya, “ untuk pemesanan bisa hubungi no xxxx” atau juga dengan mencantumkan no hp langsung.

Namun jika target marketnya masih baru, maka penulisan call to actionnya bisa dilakukan secara covert atau tersamar, misal,” hemm, biasanya sih kalau yang mau pesen tas rajutku menghubungi aku di no xxx”, atau “ duh dari kemarin no wa ku yang xxxx berbunyi terus, Alhamdulillah orderannya lancar.”

Nah itu tadi 3 alasan mengapa status iklan kita jarang mendapatkan perhatian calon pembeli, mungkin salah satu atau bahkan ketiganya sering kita lakukan sehingga clossingan pun jarang kita dapatkan. Oke, sekian dulu, semoga bermanfaat.


*Yeyen Robiah
#ODOP
#BloggermuslimahIndonesia