Masalah uang memang tidak akan
habisnya untuk dibahas. Mulai dari
anak-anak, remaja apalagi orang dewasa, semua mengalami masalah keuangan. Nah
paling parahnya kalau keharmonisan keluarga juga tergadaikan gara-gara uang.
Naudzubillah...
Keluarga sebagai masyarakat
terkecil wajib hukumnya menjadi medan utama untuk melakukan segala perbaikan
masalah yang terjadi secara umum. Komunikasi dan kerjasama yang solid mutlak
diperlukan untuk melakukan aksi penyelamatan dari segala masalah, terutama
masalah keuangan.
Masalah keuangan kita pada
umumnya bermuara pada tidak terkontrolnya arus pemasukan dan pengeluaran.
Sehingga yang terjadi adalah seringnya mengalami defisit yang berkepanjangan.
Akhirnya isu harga naik, gaji tidak cukup, kebutuhan banyak, dll akan sukses
dijadikan kambing hitam.
Isu-isu tersebut memang benar
adanya tapi tidak layak kita salahkan terus menerus. Jika boleh berkata jujur,
sebenarnya dari hari ke hari pemasukan kita lebih banyak dibandingkan
tahun-tahun kemarin, tetapi mengapa seakan-akan kita malah semakin terjepit?
Nah, sekaranglah saatnya kita
melakukan sedikit perubahan untuk menyelamatkan keadaan keuangan kita dalam 5
langkah praktis berikut ini:
1. Sederhanakan pengeluaran.
Ini erat hubungannya dengan gaya
hidup. Gaya hidup yang berlebihan atau di atas kemampuan kita merupakan masalah
utama dalam hal keuangan. Banyak barang atau kebutuhan tersier yang sering kita
paksakan. Dengan berbagai alasan yang kadang tidak masuk akal. Mulai dari ingin
dipuji orang, malu jika ga punya ini itu, atau alasan yang sebenarnya ga
penting-penting amat.
Solusinya adalah hidup sewajarnya
saja dan mulai membuat skala prioritas dalam pengeluaran.
2. Tingkatkan penghasilan
Penghasilan sebagai bahan bakar
utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangatlah penting. Dalam keluarga
sudah seharusnya mempunyai penghasilan utama yang kuat. Ibarat sungai, ini
adalah sungai besar yang mempunyai arus yang deras.
Nah selain mempunyai sungai yang
alirannya deras, usahakan kita juga mempunyai sungai-sungai kecil yang nantinya
bisa diandalkan ketika sungai besarnya
kering atau juga bisa sebagai kolaborasi cantik dengan sungai besar sehingga
arus yang dihasilkan semakin deras dan memberi manfaat lebih.
3. Kelola hutang dengan bijak
Idealnya hidup itu tenang dan
bahagia tanpa hutang. Tetapi bila memang sangat urgent, berhutang diperbolehkan
asal mempunyai tekad kuat untuk segera menyelesaikannya dan tidak berlebihan.
Berikut ini kriteria hutang yang
tidak sehat:
* Cicilan hutang lebih dari 35%
dari penghasilan utama (bukan penghasilan gabungan suami istri)
* Jumlah hutang lebih dari 50%
dari jumlah aset yang dimiliki.
4. Bagi penghasilan dalam 5 pos
pengeluaran
* Pos pertama untuk biaya hidup.
Ini adalah dana yang kita gunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari: makan, minum dsb.
* Pos Kedua untuk dana darurat.
Ini adalah dana yang kita gunakan
untuk berjaga-jaga bila ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Mulai dari
musibah kecelakaan, biaya ke dokter, sampai perbaikan genteng bocor.
* Pos Ketiga untuk cicilan hutang
Pelunasan hutang kita diambil
dari pos ini.
* Pos Keempat untuk modal
bisnis/investasi.
Ini adalah dana produktif. Kita
bisa gunakan untuk modal kerja/bisnis, mendanai usaha, atau mengembangkan
bisnis. Intinya adalah dana yang kita niatkan untuk bertumbuh dan berkembang.
Ingat, jika kita mau berinvestasi, pastikan kita berinvestasi di tempat yang
tepat. Jangan sembarangan. Hati-hati dengan investasi bodong.
* Pos Kelima untuk investasi
akhirat.
Ada pernyataaan bahwa harta tidak
dibawa mati. Menurut saya ini kurang tepat. Ada harta yang kita bawa mati,
yaitu harta yang kita sedekahkan. Inilah dana khusus yang kita alokasikan untuk
sedekah. Entah sedekah ke keluarga dekat, membantu anak yatim, ataupun sedekah
di tempat-tempat lainnya.
5. Dekatkan diri pada Allah
dengan ibadah dan ketaatan.
Ini adalah tugas utama
diciptakannya manusia. Beribadah dan taat kepada sang kholiq. Meluruskan niat
dalam segala aktifitas kita. Berbisnis adalah salah satu usaha ibadah untuk
menjemput rezeki yang telah ditetapkan Allah. Berusaha maksimal, profesional
dan tawakal. Segala perencanaan yang telah kita buat selayaknya kita serahkan
hasilnya pada yang Maha Mengetahui.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya).
Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala
keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3)
Nah demikian tadi 5 langkah
sederhana yang bisa kita terapkan untuk mengendalikan atau menyembuhkan masalah
keuangan kita.
Mungkin ada yang nyeletuk, "
Ah ini sih cuma teori, gampang ngomongnya, tapi sulit mempraktekkannya".
Hehe...padahal ini juga baru
secuil ilmu dari e-book sang coach
tentang recovery financial. Kalau mau tahu lebih banyak lagi sekaligus
dibimbing dalam mempraktekkannya, bisa langsung ikut kelasnya aja. Mantap kan??
#kocek
#yeyen robiah
#yeyen robiah
Yang paling susah adalah berprosesnya. Apalagi kalau sejak kecil kita tidak terdidik untuk mengelola keuangan sendiri. Tapi, lebih baik telat dikit daripada enggak sama sekali, betul? :)
ReplyDeletengejalaninya yang paling susah itu.. hehehe.. dan menikmati proses demi prosesnya...
ReplyDeletewww.kananta.com
Setuju dengan nomor 1 Mak.... gaya hidup konsumtif harus dihilangkan.... karena dengan gaya hidup "kepanasa" nggak dapet manfaat apa-apa malah penderitaan yang ada. Kayaknya udah nggak jaman lagi gengsian atau liat rumput tetangga lebih hijau...
ReplyDelete