Pernahkah kita iri pada momy muda yang rumahnya selalu rapi, kinclong,
indah dan sedep dipandang?
Sering..
Pernahkah kita iri pada mama kece yang perabot rumahnya lengkap, bagus, dan
selalu tertata rapi di kitchen set yang cantik?
Sering...
Atau pernahkah kita iri pada mamah muda yang wajahnya mulus, putih bersih,
cantik dan ceria sambil nenteng tas kantor nan berwibawa dan elegant?
Sering ...
Yak itulah beberapa keirian yang sering kita alami secara sadar ataupun
tidak. Bagaimana gak iri, rumah mereka berbeda dengan rumah kita yang gak
pernah rapi barang sejenak saja. Selalu ada mainan berserakan, remahan kue
berhamburan bahkan tumpukan baju yang minta disetrikapun teronggok disudut
kamar. Tak jarang rengekan si kecil menambah alunan musik yang mengiringi
setiap langkah kita, atau pertengkaran si kakak pertama dengan kakak kedua
menjadi backsound rutin sepulang sekolah. Ah betapa “indah” nya konspirasi
suara-suara merdu itu.
Dari bangun tidur, kita (emak rumahan-red) sudah sibuk dengan urusan dapur,
dari cuci piring gedombrangan, masak memasak sreng srengan, dibarengi dengan
komando satu arah untuk membangunkan pasukan krucil yang hendak menuntut ilmu. Walau
sudah besar kadang si kakak pertama ini masih saja bertanya dimana kaos
kakinya, kakak kedua ga mau kalah masih sering berteriak-teriak ambilkan handuk
yang lupa ga dibawa ketika mandi, akhirnya si kecilpun ikutan berkolaborasi
dengan kakak-kakaknya, terbangun dan merengek minta susu.
Eits kemana sang bapak nih?
Oh ternyata sang bapak sudah autopilot. Beliau sudah bikin teh sendiri,
nyapu halaman tapi tetap dengan sikap sok elegantnya seperti tak mendengar
keributan yang terjadi di area kamar mandi, kamar tidur,dapur dan sekitarnya.
It’s oke, sudah kebanyakan tipikal mereka seperti itu.
“Keributan” musiman itu beranjak lebih tenang ketika jam kerja sudah tiba.
Si kakak-kakak sudah berangkat sekolah disusul oleh sang bapak berangkat kerja.
Atau malah ada yang duluan sang bapaknya, itu bisa diatur. Yup itulah sekelebat
episode emak-emak di pagi hari, kalau siang, sore dan malam pasti lebih seru.
Ah emak yang lain pasti punya cerita seru lainnya deh.
Ah kembali ke laptop yuk...
Kadang aneh yang namanya emak-emak itu, di satu sisi dia iri dengan emak
yang lain yang lebih hebring, kinclong, rapi dan necis, tapi di satu sisi dia
ga sadar kalau emak-emak hebring yang mulus dan bening itu juga begitu iri
dengan kehidupannya yang hiruk pikuk dengan kerjaan yang terlihat feminim,
keibuan dan boleh dibilang emak sejatilah. Emak-emak hebring ini iri betapa emak-emak
rumahan itu begitu dekat dengan anak-anaknya, masakannya selalu habis disantap
bersama keluarga besarnya dan kerjaan rumah mampu dia kerjakan sendiri. Dari
pagi hingga malam tak lepas dari kehangatan keluarganya, pelukan anak-anaknya,
cium kening dari suaminya dan kadang kehangatan kena pipis ompol babynya,
hehe...
Emak-emak hebring ini rumahnya terlihat rapi karena punya beberapa asisten
yang profesional di bidangnya masing-masing, masak sendiri, beres-beres rumah
ada dan yang ngasuh anak-anak juga ada. Dia hanya membagi pos gajinya yang
puluhan juta itu ke para asistennya.
Emak-emak hebring ini terlihat cantik dan bening itu ternyata ada beberapa
yang karena bosen kesepian di rumah atau ada juga yang memang menyempatkan diri
meluangkan waktunya untuk bersantai di salon yang lux hanya untuk menghilangkan
penatnya rutinitas kantor. Disana mereka biasa meni pedi, message, facial dan
lain sebagianya, pokoknya dari ujung rambut sampai ujung kaki selalu terawat
rutin setiap bulannya.
Tapi eh tapi, kita gak tau kalau di hati yang terdalam emak-emak hebring
ini ternyata juga sangat iri sekali ketika melihat rumah tetangga yang begitu
ramai dengan candaan anak-anak, kebersamaan dan kehangatan keluarga yang
setiap saat bisa berkumpul bersama cukup di rumah saja, ga perlu atur-atur
jadwal dengan suami dan anak-anak hanya sekedar mau weekend ke puncak.
Mereka kadang bosan dengan rutinitas kantor dan tuntutan kerjaan yang tiada
hentinya. Harus buat laporan, setor laporan, supervisi, tugas luar dan seabreg kerjaan
formal lainnya. Kadang mereka berfikir betapa enaknya barang sehari atau dua
hari tinggal di rumah saja, menikmati suasana rumah bersama anak-anak,
mengantar anak-anak sekolah, memasak masakan kesukaan anak-anak, menemani suami
menikmati kopi di teras depan..ahhh nikmat nya bisa di rumah.
Nah lo...ini jadinya siapa yang iri ke siapa ya???
Ah sudahlah, hidup ini begitu singkat. Setiap keluarga mempunyai tujuannya
masing-masing, setiap keluarga mempunyai stylenya masing-masing. Ada yang
istrinya di rumah saja dan ada juga yang istrinya bekerja di luar rumah. Semua
itu punya konsekwensinya masing-masing. Tak jarang istri yang di rumah saja
keluarganya berantakan karena tak adanya kerjasama yang solid antar suami dan
istri. Suami merasa paling capek mencari nafkah di luar rumah dan sang istri
merasa paling capek karena harus mengurus rumah sendirian. Dan tak jarang pula
istri yang kerja di luar rumah keluarganya berantakan. Jarang bertemu dengan
anak dan suami, berangkat pagi pulang malam, tak ada komunikasi yang baik
dengan anak-anaknya sehingga anak-anaknya merasa kurang kasih sayang, akhirnya
sering main keluar rumah dan tidak terarah. So, kembali ke diri kita
masing-masing, mau keluarga yang model apa dan bagaimana. Satukan visi dan misi
bersama suami dan anak-anak, jalin komunikasi yang sehat, buatlah waktu
kebersamaan yang berkwalitas dan kriteria positif lainnya. Kebersamaan dan
materi bukanlah penentu kebahagiaan keluarga tapi kerjasama dan komitmen
bersama yang paling utama. Nikmatilah setiap proses dan masalah yang ada dalam
keluarga, hadapi, evaluasi, perbaiki dan temukan kebahagiaan yang sederhana
namun berharga ada dalam keluarga kita. Jadilah emak-amak yang super bagi anak
dan suami kita. Jika kita termasuk emak yang di rumah saja, buatlah suasana rumah yang dinamis, berbagi pekerjaan dengan anak-anak dan jadwalkan acara
keluar rumah setiap minggunya, walau hanya ke taman kota depan komplek. Bagi
kita yang termasuk emak-emak kantoran, tetaplah jalin komunikasi yang indah,
jangan asal say hello dan say I love You via WA tapi ucapkanlah saat bertemu
dengan anak-anak dan suami dengan tulus. Buanglah sejenak masalah kantor ketika
sudah berada di rumah. Sesibuk apapun di luar sana, sempatkanlah untuk
membuatkan kopi atau teh untuk suami atau segelas susu dan nasi goreng untuk
anak-anak sarapan pagi. Tersenyumlah dengan tulus.....
Salam Emak-emak
#YeyenR
benar sekali mba... tiap keluarga punya stye sedniri-sendiri gak perlu iri rumput tetangga lebih hijau, tiap kita diuji masing-masing :D
ReplyDeleteboleh main ke blog saya : http://indahannora.blogspot.co.id/