Sudah menjadi idaman setiap olshoper di FB bahwa
setiap statusnya yang mengandung iklan dapat menghasilkan clossing atau transaksi.
Namun tak jarang setelah berkali-kali share status promo clossing pun tak
kunjung datang. Mengapa ini bisa terjadi?
Berdasarkan pembahasan pada buku NLP Selling karya
coach Antonius Arif, bahwa ada 3 penghambat yang membuat kita sulit menjual
secara efektif seperti apa yang kita inginkan.
Hal ini dikarenakan:
- Pesan kita tidak diperhatika
Ketika kita membuka facabook,
berapa jumlah iklan yang lewat di beranda kita?
Yup, banyak, satu, dua, tiga
dan seterusnya. Status-status yang mengandung iklan ini semua meminta perhatian
dari pembacanya. Namun nasibnya akan berbeda-beda. Ada yang diskip, ada yang
dilirik dan yang paling beruntung adalah dilihat dan dibaca. Ketika sampai pada
tahap dibaca, kita seharusnya sudah bersyukur, karena status iklan kita sudah
dapat mengalahkan banyak status-status yang lain.
Namun bagaimana nasib status-status
iklan yang hanya dilirik dan diskip saja? Ya sudah dapat dipastikan status iklan
ini tak memiliki kesempatan untuk dibaca apalagi diorder. Ini artinya status
iklannya tidak menarik sehingga tidak mendapatkan perhatian lebih dari
pembacanya.
Lalu bagaimana agar status
iklan kita mendaaptkan kesempatan untuk dibaca?
Kuncinya adalah HEADLINE.
Headline atau kepala iklan
atau judul iklan yang letaknya paling atas atau paling awal sangat memegang
peran penting atas kebehasilan iklan kita. Bahkan kang Dewa mengatakan bahwa headline
adalah iklan nya iklan.
Jadi agar mendapatkan kesempatan
status iklan kita dibaca, tugas kita adalah membuat headline yang bombastik.
Headline yang seolah-olah memanggil-manggil pembaca.
Berikut ini ada beberapa contoh
kata atau frase yang bisa dijadikan bagian dari headline kita, yaitu:
*Rahasia..
*Jangan sampai Anda....
*Kunci dari...
*Tips...
*Sale..
Dll
- Pesan tidak sesuai dengan audiens
Point kedua ini berhubungan
dengan langkah awal memulao bisnis di FB yaitu membidik target market.
Ketika kita membidik target
market kita harus menentukan obyek dari produk kita atau kepada kalangan siapa
saja produk kita ini akan dilempar.
Sebagai contoh, produk kita adalah
gamis dewasa , maka gender yang kita add adalah wanita, muslimah, ibu rumah tangga,
atau ibu-ibu pengajian. Jangan sampai dengan produk gamis dewasa kita add akun FB
dengan gender l;aki-laki, ataupun remaja. Meskipun mungkin saja mereka akan
membelinya tetapi jarang.
Selain gender kita juga harus
membidik target market berdasarkan status sosial atau ekonomi. Usahakan
membidik target market yang mempunyai minat dan daya beli tinggi. Setelah
semuanya kita dapat, maka kita sesuaikan gaya bahasa mereka dengan konten iklan
kita nanti. Konten ini harus sesuai dengan tema atau bahasan yang banyak dibicarakan oleh mereka. Dengan
kesamaan gaya bahasa inilah kemungkinan besar iklan kita bisa dilirik dan
dibaca.
- Pesan tidak disertai aksi yag harus dilakukan
Point terakhir ini sering
disebut Call To Action.
Setelah kita menulis iklan
dengan menceritakan ataupun menjelaskan panjang lebar, maka di akhir iklan
jangan lupa sertakan kalimat yang isinya mengajak pembaca untuk melakukan apa
yang kkita inginkan. Misalnya, “ Silakan hubungi no xxxx”, dll
Penulisan kalimat ini lebih
baik melihat level target market yang
kita sasar. Jika target marketnya sudah mengenal dan tahu banyak tentang kita
dan produk kita maka kalimat “vulgar” call to actionnya boleh diterapkan.
Misalnya, “ untuk pemesanan bisa hubungi no xxxx” atau juga dengan mencantumkan
no hp langsung.
Namun jika target marketnya
masih baru, maka penulisan call to actionnya bisa dilakukan secara covert atau
tersamar, misal,” hemm, biasanya sih kalau yang mau pesen tas rajutku
menghubungi aku di no xxx”, atau “ duh dari kemarin no wa ku yang xxxx berbunyi
terus, Alhamdulillah orderannya lancar.”
Nah itu tadi 3 alasan mengapa status iklan kita
jarang mendapatkan perhatian calon pembeli, mungkin salah satu atau bahkan
ketiganya sering kita lakukan sehingga clossingan pun jarang kita dapatkan.
Oke, sekian dulu, semoga bermanfaat.
*Yeyen Robiah
#ODOP
#BloggermuslimahIndonesia
No comments:
Post a Comment