Dalam tulisan sebelumnya saya telah membahas tentang
bolehkan seorang muslimah berbisnis. Disitu saya menjelaskan bahwa sah-sah saja seorang muslimah ikut ambil peran
dalam berbisnis asal tidak melalaikan kewajibannya sebagai istri, ibu dan
wanita secara umum. Selain itu batasan syari juga harus menjadi perhatian.
Namun keika kita sudah terjun di dunia bisnis,
misalnya bisnis online yang memang sekarang sedang booming, kadang kita temui
beberapa masalah dalam menjalankannya. Misalnya saja bisnis kita
stagnant, mandeg atau bahkan gulung tikar.
Banyak hal yang menyebabkan permasalahan ini
terjadi. Bisa jadi karena merugi, stok
barang kita menumpuk di gudang karena tidak laku, ditipu pembeli atau bahkan
kejadian seperti kebakaran dan bencana lainnya. Jadi penyebabnya bisa dari dua
faktor, internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari
diri si pebisnis itu sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari luar
kendali si pebisnis tersebut.
Karena bersumber dari dalam diri sendiri, faktor
internal ini lah yang sebenarnya memegang peranan penting atas sukses tidaknya
suatu usaha. Contoh faktor internal adalah niat, semangat, etos kerja, dan kompetensi.
Semua berawal dari niat, itulah yang selalu
diajarkan dalam agama kita. Amalan apa pun tergantung pada niatnya dan apa yang
kita dapat itu juga tergantung niatan awal kita. Ketika di awal kita terjun
dalam dunia bisnis, kita niatkan untuk membantu orang lain dengan produk kita,
maka produk kita akan benar-benar dapat membantu dan memberikan solusi bagi
permasalahan orang lain. Namun apabila niat awal kita hanya semata-mata ingin
meraup keuntungan yang banyak, maka bisa dipastikan kita akan bertindak apa
saja asal mendapatkan untung yang besar. Hal inilah yang kadang membuat para
pebisnis mengambil jalan pintas yang illegal.
Tak dipungkiri, mendapatkan rupiah adalah salah
satu tujuan kita dalam berbisnis. Namun tidak semestinya niatan itu menjadi
niatan utama kita dalam berbisnis. Karena tidak semua kepuasan dapat dibayarkan
hanya dengan rupiah. Kadang, dapat membahagiakan orang lain adalah menjadi
kepuasan tak terhingga bagi kita. Dan tidak mustahil, kalau orang lain sudah puas
dengan pelayanan kita maka dengan sendirinya mereka akan menjadi pelanggan
setia kita. Dan yang paling menyenangkan adalah mereka juga merekomendasikan
kita kepada orang lain sehingga nantinya orang lain itu juga menjadi pelanggan
kita.
Selain itu, jika dilihat dari sisi pelaku bisnis
yaitu kita sebagai penjual, kepuasan dalam melayani orang lain dapat memicu
semangat yang positif dalam pengembangan bisnis kita kedepannya. Kita akan
bersemangat all out
untuk lebih memajukan bisnis kita.
Jiwa all out
atau boleh kita sebut profesionalisme ini mendorong kita untuk lebih banyak
belajar tentang bisnis dan seluk beluknya. Misalnya saja kita jadi rajin mengupdate ilmu bisnis, memperbaiki sistem
bisnis dan lebih bersifat humanis kepada rekan kerja dan karyawan kita. Intinya
kita jadi lebih profesional dalam berbisnis.
Profesionalisme ini nantinya bisa diwujudkan dalam
beberapa hal, yaitu profesional dalam menghasilkan produk yang berkualitas,
profesional managemen diri, profesional dalam mangemen sistem dan profesionalisme
dalam pelayanan. Semua itu bisa diwujudkan apabila niat kita untuk memberikan
yang terbaik lebih dominan daripada mendapatkan keuntungan yang melimpah.
Dengan niatan yang tulus itu juga biasanya kita
akan menjadi lebih tahan banting dalam berproses. Ada semacam “ruh suci” yang
selalu memanggil, mengingatkan dan menguatkan kita. Ketika kita diterpa masalah,
kita kembalikan pada niatan awal kita, maka kita bisa menyelesaikan masalah itu
dengan tenang dan kepala dingin. Jadi masalah apapun yang ada selama berproses
dalam berbisnis, akan membuat kita selalu evaluasi diri dan memperbaiki diri
bukan malah melarikan diri.
Inilah dampak hebat dari sebuah kata NIAT.
Jadi sebelum memulai berbisnis, siapkan dulu niat
terbaik kita.
Sebagai seorang muslimah sudah tentu akhirat
adalah tujuan akhir kita, jadi sudah selayaknya niatan kita adalah berhubungan
dengan persiapan dan bekal kita untuk ke kampung halaman, yaitu mendapatkan
ridho Allah semata. Penjabarannya bisa berbagai macam. Niat ingin berdakwah,
niat ingin menyediakan produk yang banyak dibutuhkan manusia, niat membahagiakan
orang lain, niat membantu keluarga dan lain sebagaimya. Buatlah niat kita itu
se-spesifik mungkin namun tetap dalam kerangka mardhotillah sehingga usaha kita
dalam berbisnis nantinya selalu menempuh langkah-langkah yang baik dan tidak
merugikan orang lain.
Lalu apa NIAT mu dalam berbisnis? Tuliskan dan
mantapkan dalam hati sekarang juga dan jangan lupa buktikan niat kita dalam
langkah-langkah nyata. Go ACTION!!
*Yeyen Robiah
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Niat sudah sejal lama..actionnya nggak jalan juga..itu saya! hadeh...Terima kasih motivasinya Mbak:)
ReplyDeletehehe...ayo mba semangat. kadang niat yang ga segera diactionkan bisa terbang sebatas angan...hehehe
DeleteNiat baik insya Allah akan selalu dimudahkan jalannya...
ReplyDeleteiya mba, betul sekali. aamiin...
Deleteapapun impian, diperlukan niat yang kuat ya mbak.. hingga terdorong melakukan langkah langkah praktis mewujudkan impian tersebut.. termasuk jadi muslimah pebisnis.. makasih mbak
ReplyDeleteiyes mba, dengan niat yang kuat, tekad yang membara membuat kita terus semangat belajar dan melakukan apa yang kita butuhkan hingga terwujudlah impian kita nanti...kelak...aamiin
Delete