Salah satu
komponen bisnis yang utama adalah marketer. Secara istilah marketer dapat
diartikan sebagai pemasar atau orang yang memasarkan suatu produk barang atau
jasa. Sedangkan bisnis adalah salah satu sistem yang tersusun dari beberapa
komponen untuk menjalankan suatu usaha.
Karena tugasnya sebagai orang yang memassrkan produk
maka marketer ini kegiatannya tidak akan jauh-jauh dari yang namanya promosi
atau iklan. Namun sebelum jauh kita membahas hubungan bahasa dan marketer, saya
akan mempersempit makna marketer.
Disini saya memakai kata marketer untuk setiap
orang yang berjualan di media sosial seperti FB. Mengapa demikian? Karena sebagian
besar orang yang menggelar lapaknya di FB ataupun IG adalah berprofesi sebagai
produsen sekaligus marketer, atau hanaya marketer saja, termasuk reseller
ataupun dropshiper. Facebook digunakan sebagai media pemasaran yang paling
laris digunakan. Hal ini dikarenakn FB adalah media sosial yang bersifat
sosial, umum dan humanis. Layaknya sebuah perkampungan , di FB ini memiliki
ikatan sosial yang kuat. Namun sekarang selain seperti sebuah perkampungan, FB
ini juga sudah seperti sebuah pasar.
Semua jenis dagangan bisa kita dapatkan di FB. Keadaan inilah yang menjadi
ladang subur bagi para pebisnis untuk menggelar usahanya, termasuk didalamnya
sang marketer ini.
Jadi fokus pembahasan kita disini nanti adalah
seputar marketer di FB.
Lets start now..
Memasarkan produk itu artinya menawarkan produk
kita kepada calon customer. Hal ini bisa dilakukan dengan yang namanya promosi.
Promosi yang dilakukan oleh seorang marketer itu haruslah promosi yang dapat menghasilkan
transaksi.
Namun seringkali seorang marketer itu mengalami
kebingungan pada cara promosi yang selama ini dia lakukan. Setiap hari dia
sudah share dagangan di FB secara rutin, minimal tiga kali sehari bahkan bisa
sampai sepuluh kali. Namun usaha ini belum juga menghasilkan transaski yang
berarti. Padahal produk yang ditawarkannya sangat berkualitas dan harganya pun
terjangkau. Kira-kira apa kesalahannya?
Dalam artikel sebelumnya saya sudah mebahas 6
langkah memulai suatu bisnis, mulai dari menetukan produk, membidik target
market sampai nanti pada tahap evaluasi. Nah melakukan promosi ini adalah salah
satu langkah yang harus dilalui dengan sukses jika ingin terjadi transaksi.
Waktu kita membidik target market, kita sudah memasukkan
data usia, status ekonomi, gender dan lain sebagainya. Hal ini sangat kita
perlukan sebagai acuan mengetahui karakter atau gaya bahasa calon customer kita.
Jika sudah mengetahui gaya bahasanya kita harus menyamakan atau menyesuaikan
gaya bahasa kita dengan gaya bahasa
terget market kita.
Sebagai contohnya, target market kita adalah ibu
rumah tangga, maka gaya bahasa iklan kita nantinya juga adalah gaya bahasa yang sering dipakai
oleh para ibu rumah tangga. Jangan sesekali kita memanggil mereka dengan
panggilan mas, bro, sist, gan atau lainnya. Tentu saja panggilan yang tepat
adalan bund, mak, dan lain sebagainya.
Dengan menyamakan gaya bahasa maka kita akan
dengan mudah diterima dan membaur bersama mereka. Selain itu juga dapat
terjalin ikatan emosional yang dekat. Nantinya akan memudahkan kita dalam mengarahkan mereka bertransaksi dengan kita.
Lebih lanjut, dalam ilmu NLP dikenal bahwa bahasa
adalah salah satu cara memasukkan imformasi, belief atau sugesti tertentu pada
alam bawah sadar calon pembeli kita. Sedangkan kita ketahui bahwa keputusan
untuk bertindak (dalam hal ini bertransaksi dengan kita) banyak dilakukan
berdasarkan kerja alam bawah sadar.
Alam bawah sadar ini dapat mempengaruhi tindakan
atau sikap spontan seseorang berdasarkan belief atau sugesti yang sudah
tertanam. Dia akan segera menolak apa yang tidak sesuai dengan beliefnya atau
dia akan segera menerima apa yang sesuai dengan belief yang sudah tertanam.
Diantara alam bawah sadar dan alam sadar manusia
terdapat sebuah gerbang atau filter yang sering disebut sebagai filter area. Filter
area inilah yang akan menyala ketika ada informasi yang belum tertanam dalam
alam bawah sadarnya. Dia akan menyaring dan memutuskan untuk diterima atau
tidaknya suatu informasi. Jika diterima maka dia kan bertindak sesuai yang kita
inginkan.
Contoh dalam praktek marketing adalah ketika kita akan
mempromosikan sebuah produk, katakanlah produknya itu gamis. Sebagai penjual
kita akan mengatakan bahwa gamis ini cantik, bagus dan berkualitas. Lalu kita tulis
bahasa promosi seperti ini:
“Gamis ini bagus lo Bund, yuk silakan diorder”
Kira-kira apa yang terjadi dalam otak calon
pembelinya.
Yup, calon pembeli akan mengatakan, “ Ya iyalah
bilang bagus, kan dia yang jualan”.
Alam bawah sadarnya tidak mau menerima informasi
bahwa gamis itu bagus, karena pasti semua penjual akan mengatakan bahwa
produknya pasti bagus. Artinya filter areanya menyala atau kesenggol. Dan
infomasi itu akan masuk ke area alam sadarnya sehingga membuat calon customer
ini berpikir, menimbang , ataupun tidak percaya dan akhirnya tidak tertarik dan
meninggalkannya. Gagal clossing deh...
Beda halnya ketika kita mengubah sedikit tata
bahasanya menjadi lebih halus agar filter areanya tidak menyala sehingga inforrmssai
kita (promosi kita) ini dapat langsung masuk ke alam bawah sadarnya. Jika sudah
masuk ke alam bawah sadarnya, dia akan menerimanya dan menyetujuinya sehingga
lama kelaman akan mengubah sikap dan perilaku seperti yang kita inginkan yaitu
bertransaksi dengan kita alias membeli produk kita.
Mari kita ubah bahasanya dengan kalimat seperti
ini:
“ Kamu
pasti tahu dong gamis hitam ini sangat elegant dan pas banget dipakai ke
acara resmi. Banyak loh artis
berhijab yang tampil cantik dengan memakai gamis hitam nan elegant ini. Kata beberapa pakar desainer menyarankan dengan sedikit
tambahan mute-mute di bagian pinggang dan lengan bawah maka gamis ini akan terlihat semakin cantik sempurna”.
Bagaimana rasanya dengan kalimat yang kedua ini?
Tentu saja lebih panjang karena lebih banyak mendeskripsikan kelebihannya.
Dengan tata bahsa yang disampaikan pada susunan kalimat yang kedua inilah
informasi akan masuk secara perlahan ke
alam bawah sadar calon customer. Dia akan mengangguk-angguk, menerima dan
menyetujui pernyataan itu. Jika konsep tata bahasa ini kita terapkan pada
promosi produk kita dengan intens, maka lama kelamana akan muncul awarenes,
interst dan trust positif terhadap produk kita.
Dengan tata bahasa yang tepat juga kita bisa
lambat laun meyakinkan calon customer bahwa produk kita adalah salah satu
solusi bagi kebutuhannya. Dalam contoh iklan gamis diatas menyatakan bahwa
gamis tersebut menawarkan solusi bagi calon customer sebagai busana yang bisa
dipakai di acara resmi yang dapat menujang penampilan dan kebanggaan.
Dari contoh kalimat diatas, secara singkat ada
tiga jurus tata bahasa yang bisa kita gunakan untuk membuat kalimat iklan yang
dapat mempengaruhi alam bawah sadar calon customer.
- Tambahkan kata “Anda tentu tahu...”
Penambahan kata “Anda tentu
tahu...” ini membuat calon customer tidak merasa bodoh. Kata ini menyatakan
bahwa calon customer adalah orang yang berwawasan. Ini akan menyentuh sisi
emotionalnya, yaitu menimbulkan kesan bangga ( karena manusia itu senang dipuji).
Calon customer akan mulai mengangguk-angguk dan nyaman untuk melanjutkan membaca
promosi kita sampai selesai.
- Tambahkan kata “ Banyak orang..”
Dengan penambahan kalimat yang
menyatakan jumlah berarti memunculkan kesan bahwa sudah banyak orang yang
merasakannya atau memakainya atau membuktikannya. Hal ini sesuai dengan budaya
orang dalam berbelanja, yaitu suka ikut-ikutan orang kebanyakan.
- Tambahkan kutipan atau pernyataan dari tokoh yang kompeten di produk yang kita tawarkan.
Penyataan atau sekedar pola
pikir tokoh yang berhubungan dengan produk kita ini akan mengangkat kredibilitas
produk kita di mata calon customer. Hal ini akan meyakinkan dia untuk segera
memiliki produk seperti apa yang dikatakan tokoh tersebut.
Nah, itu tadi ulasan betapa
pentingya menguasai tata bahasa untuk keberhasilan iklan kita. Bahasa yang membuat
nyaman calon customer akan mengarahkan mereka ke alam bawah sadarnya sehingga
akan dengan mudah menerima infomasi , membenarkan dan akhirnya melakukan apa
yang kita inginkan, yaitu membeli produk kita. Sedangkan bahasa yang out of covert
atau yang vulgar menawarkan produk secara terang-terangan dan langsung, akan lebih
banyak mengakibatkan penolakan karena calon customer merasa diiklani atau
dijuali padahal kebanyakan orang itu suka membeli tetapi tidak suka dijuali.
Berbagai macam pola, formula,
jurus dan gaya bahasa yang dapat mempengaruhi tindakan colan customer dapat
dipelajari dalam ilmu yang sekarnag sedang booming yaitu hypnowriting sebagai
turunan dari ilmu NLP (Neiru Linguistic Programming). Sudah banyak buku yang
mebhasa secar khusus tentang ini. Mari terus menjadi pebisnis pembelajar yang
sukses.
Wah, suka bahasan yang tema ini..Bahasa memang alat utama seorang marketer untuk memasarkan produknya. Jadi penting mengasah kemampuan berbahasa. Trims sudah mengulas ini, Mbak :)
ReplyDelete