Monday, August 7, 2017

Rambo Versus Sniper






Tulisan ini bukan tentang cerita film box office yang sangat melegenda itu. Judul iNI hanya kiasan tentang seberapa efektif konsep Rambo dan Sniper dalam dunia pemasaran. Penasaran kan?

Mendengar kata Rambo ingatan kita langsung tertuju pada sosok gagah perkasa, berotot dan tentu saja selalu membawa senjata otomatis. Dengan bodynya yang perkasa sang Rambo biasanya beraksi dengan dengan cepat menembaki para musuhnya. Tembakan sang Rambo ini membabi buta. Dor sana dor sini dan dor dor dor, semua penjuru tak luput dari tembakannya. Dan lihat saja para korban pun berjatuhan.

Namun apa yang terjadi pada sang Sniper?

Sniper ini profesinya mungkin hampir sama dengan sang Rambo. Namun ada perbedaan mencolok antara Sniper dan Rambo. Sniper ini biasanya ditugaskan untuk menjalankan suatu misi penembakan kelas tinggi, misal bandar naorbkoba, gembong mafia dan jabatan gelap lainnya. Sasarannya biasanya bukan orang sembarangan tapi orang yang benar-benar penting dan berpengaruh.

Cara menembaknya pun sangat berbeda dengan sang Rambo. Sniper hanya memerlukam satu kali tembakan untuk menembak sasarannya. Sekali tembak, DOR..matilah si musuh.

Dari ilustrasi di atas kita coba terapkan konsep ini pada sebuah langkah penting dalam dunia pemasaran yaitu TARGETING.

Targeting atau bahasa sederhananya adalah bagaimana kita membidik target market dengan tepat. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap produk itu sebenarnya tidak ada istilah tidak laku, yang ada hanyalah belum tepat sarannya saja.

Setiap produk itu didesain sedemikian rupa untuk menjadi solusi suatu masalah. Nah kemungkinan yang membuat tidak laku produk kita adalah calon pembeli kita selama ini belum merasa butuh terhadap produk kita.

Dalam memasarkan sebuah produk sebaiknya kita mengetahui produk kita ini paling dibutuhkan oleh kalangan mana. Selain faktor kebutuhan kita juga harus meperhatikan ability atau kemampuan daya beli calon pembeli kita. Jika produk kita harganya mahal, pastikan target market kita adalah kalang ekonomi menengah keatas. Itu contohnya.

Kita tidak bisa asal memasarkan suatu produk ke sembarang kalangan dengan  resiko akan banyak penolakan karena memang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Membuat list target market akan mempermudah kita dalam menentukan daerah atau kalangan mana yang akan kita tawarkan produk kita.

Berikut in list item yang harus kita pahami dan analisis untuk menentukan target market yang tepat bagi produk kita.
  1. gender atau jenis kelamin
  2. usia
  3. pendidkan atau status
  4. minat
  5. daerah atau geografis
  6. permasalah yang dihadapi (pain)
  7. harapan yang diingikan (pleasure)

Sebagai contoh, produk yang akan kita lempar adalah obat jerawat, maka list target marketnya adalah sbb:
  1. gender : wanita ( kita spesifikasikan saja wanita meski pria pun mungkin bisa, namun lebih spesifik akan memudahkan kita dalam berkomunikasi)
  2. usia : 18-30 (kita spesifikkan di range usia tersebut agar benar-benar mengena karena biasanya pada usia tersebut banyak bermasalah dengan jerawat)
  3. pendidikan : remaja, mahasiswi dan ibu rumah tangga
  4. minat : para wanita yang peduli dengan penampilan dan perawatan wajah
  5. daerah atau geografis : para wanita dengan domisili jabodetabek dan kota-kota besar indonesia seperti Bandung, Surabaya dan Makassar. Mengapa kota-kota besar? Karena biasanya mereka lebih peduli pada kecantikan dan mereka memilki daya beli yang tinggi.
  6. permasalahan yang dihadapi : wajah berminyak dan berjerawat
  7. harapan yang diinginkan : wajah yang mulus, bebas jerawat dan sehat.

Nah itu beberapa item yang minimal harus kita gali berhubungan dengan produk yang akan kita jual. Semakin spesifik semakin bagus karena kita akan mendapatkan target market yang benar-benar membutuhkan produk kita, mau dan mampu membelinya.

List target market ini kita gunakan sebagai acuan dalam mencari calon pembeli. Misalnya saja kita berjualan gamis denim di FB. Buatlah list target market itu lalu cari komunitas atau grup yang minatnya pada gamis kalau bisa yang suka pada bahan denim juga. Misal grup para ibu socialita, mahasiswi dan muslimah muda lainnya. Pastikan grupnya yang berkecimpung atau memilki kecenderungan penyuka fashion. Lalu add akun-akun yang ada di grup atau komunitas tersebut. Jangan terlalu banyak add akun dalam sehari karena akan terkena banned om Mark.

Sebelum add bisa dilakukan cek profil terlebih dahulu agar benar-benar valid dan dapat dipercaya.

Tunggu konfirmasi mereka, dan setelah dikonfirmasi jangan lupa sampaikan salam kenal dan terima kasih. Selanjutnya bisa berinteraksi melalui status-status di FB.

Ini adalah sedikit teknis bagaimana list target market ini bekerja.

Mekanisme ini seperti apa yang terjadi pada Rambo dan Sniper. Jika Rambo menembak sasarannya secara membabi buta sehingga target utama yang  diinginkan belum tentu tertembak malah berjatuhan korban lain yang bukan sasarannya. Hal ini tentu saja bisa sangat merugikan dan yang paling mencolok adalah hal ini tidak efektif dan tidak efesien. Membuang-buang peluru dan tenaga berlebih.

Berbeda dengan Sniper, sebelum melepaskan tembakannya dia akan menganalisis dulu, memperhitungkan dulu, mengenal dulu siapa sasarannya, kapan dia dimana dan akan kemana. Sang Sniper ini lebih profesional karena penuh perhitungan yang kemungkinan besar dengan sekali tembak saja sasarannya akan kena dan tentu saja pelurunya tak sebanyak yang dikeluarkan oleh Rambo.

So, now,  you can get the point from this ilustration? Sip..go ACTION !!

*Yeyen Robiah
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

4 comments:

  1. keren tulisannya kak, menambah ilmu bisnis lagi.. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. insyaallah saya konsisten nulis tentang wanita dan bisnis, karena saya sendiri juga pelakunya jadi seneng aja berbagi manfaat...terima kasih sudah mampir

      Delete