Tuesday, February 21, 2017

Menyelamatkan Keuangan Kita dengan 5 Langkah Sederhana






Masalah uang memang tidak akan habisnya untuk  dibahas. Mulai dari anak-anak, remaja apalagi orang dewasa, semua mengalami masalah keuangan. Nah paling parahnya kalau keharmonisan keluarga juga tergadaikan gara-gara uang. Naudzubillah...

Keluarga sebagai masyarakat terkecil wajib hukumnya menjadi medan utama untuk melakukan segala perbaikan masalah yang terjadi secara umum. Komunikasi dan kerjasama yang solid mutlak diperlukan untuk melakukan aksi penyelamatan dari segala masalah, terutama masalah keuangan.

Masalah keuangan kita pada umumnya bermuara pada tidak terkontrolnya arus pemasukan dan pengeluaran. Sehingga yang terjadi adalah seringnya mengalami defisit yang berkepanjangan. Akhirnya isu harga naik, gaji tidak cukup, kebutuhan banyak, dll akan sukses dijadikan kambing hitam.

Isu-isu tersebut memang benar adanya tapi tidak layak kita salahkan terus menerus. Jika boleh berkata jujur, sebenarnya dari hari ke hari pemasukan kita lebih banyak dibandingkan tahun-tahun kemarin, tetapi mengapa seakan-akan kita malah semakin terjepit?

Nah, sekaranglah saatnya kita melakukan sedikit perubahan untuk menyelamatkan keadaan keuangan kita dalam 5 langkah praktis berikut ini:

1. Sederhanakan pengeluaran.

Ini erat hubungannya dengan gaya hidup. Gaya hidup yang berlebihan atau di atas kemampuan kita merupakan masalah utama dalam hal keuangan. Banyak barang atau kebutuhan tersier yang sering kita paksakan. Dengan berbagai alasan yang kadang tidak masuk akal. Mulai dari ingin dipuji orang, malu jika ga punya ini itu, atau alasan yang sebenarnya ga penting-penting amat.

Solusinya adalah hidup sewajarnya saja dan mulai membuat skala prioritas dalam pengeluaran.

2. Tingkatkan penghasilan

Penghasilan sebagai bahan bakar utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangatlah penting. Dalam keluarga sudah seharusnya mempunyai penghasilan utama yang kuat. Ibarat sungai, ini adalah sungai besar yang mempunyai arus yang deras.

Nah selain mempunyai sungai yang alirannya deras, usahakan kita juga mempunyai sungai-sungai kecil yang nantinya bisa diandalkan  ketika sungai besarnya kering atau juga bisa sebagai kolaborasi cantik dengan sungai besar sehingga arus yang dihasilkan semakin deras dan memberi manfaat lebih.

3. Kelola hutang dengan bijak

Idealnya hidup itu tenang dan bahagia tanpa hutang. Tetapi bila memang sangat urgent, berhutang diperbolehkan asal mempunyai tekad kuat untuk segera menyelesaikannya dan tidak berlebihan.

Berikut ini kriteria hutang yang tidak sehat:

* Cicilan hutang lebih dari 35% dari penghasilan utama (bukan penghasilan gabungan suami istri)

* Jumlah hutang lebih dari 50% dari jumlah aset yang dimiliki.

4. Bagi penghasilan dalam 5 pos pengeluaran

* Pos pertama untuk biaya hidup.
Ini adalah dana yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari: makan, minum dsb.

* Pos Kedua untuk dana darurat.
Ini adalah dana yang kita gunakan untuk berjaga-jaga bila ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Mulai dari musibah kecelakaan, biaya ke dokter, sampai perbaikan genteng bocor.

* Pos Ketiga untuk cicilan hutang
Pelunasan hutang kita diambil dari pos ini.

* Pos Keempat untuk modal bisnis/investasi.
Ini adalah dana produktif. Kita bisa gunakan untuk modal kerja/bisnis, mendanai usaha, atau mengembangkan bisnis. Intinya adalah dana yang kita niatkan untuk bertumbuh dan berkembang. Ingat, jika kita mau berinvestasi, pastikan kita berinvestasi di tempat yang tepat. Jangan sembarangan. Hati-hati dengan investasi bodong.

* Pos Kelima untuk investasi akhirat.
Ada pernyataaan bahwa harta tidak dibawa mati. Menurut saya ini kurang tepat. Ada harta yang kita bawa mati, yaitu harta yang kita sedekahkan. Inilah dana khusus yang kita alokasikan untuk sedekah. Entah sedekah ke keluarga dekat, membantu anak yatim, ataupun sedekah di tempat-tempat lainnya.

5. Dekatkan diri pada Allah dengan ibadah dan ketaatan.

Ini adalah tugas utama diciptakannya manusia. Beribadah dan taat kepada sang kholiq. Meluruskan niat dalam segala aktifitas kita. Berbisnis adalah salah satu usaha ibadah untuk menjemput rezeki yang telah ditetapkan Allah. Berusaha maksimal, profesional dan tawakal. Segala perencanaan yang telah kita buat selayaknya kita serahkan hasilnya pada yang Maha Mengetahui.

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3)

Nah demikian tadi 5 langkah sederhana yang bisa kita terapkan untuk mengendalikan atau menyembuhkan masalah keuangan kita.

Mungkin ada yang nyeletuk, " Ah ini sih cuma teori, gampang ngomongnya, tapi sulit mempraktekkannya".
Hehe...padahal ini juga baru secuil ilmu dari e-book sang  coach tentang recovery financial. Kalau mau tahu lebih banyak lagi sekaligus dibimbing dalam mempraktekkannya, bisa langsung ikut kelasnya aja. Mantap kan??

#kocek
#yeyen robiah

3 comments:

  1. Yang paling susah adalah berprosesnya. Apalagi kalau sejak kecil kita tidak terdidik untuk mengelola keuangan sendiri. Tapi, lebih baik telat dikit daripada enggak sama sekali, betul? :)

    ReplyDelete
  2. ngejalaninya yang paling susah itu.. hehehe.. dan menikmati proses demi prosesnya...

    www.kananta.com

    ReplyDelete
  3. Setuju dengan nomor 1 Mak.... gaya hidup konsumtif harus dihilangkan.... karena dengan gaya hidup "kepanasa" nggak dapet manfaat apa-apa malah penderitaan yang ada. Kayaknya udah nggak jaman lagi gengsian atau liat rumput tetangga lebih hijau...

    ReplyDelete