Friday, August 11, 2017

Bahasa, Senjata Utama Sang Marketer





Salah satu komponen bisnis yang utama adalah marketer. Secara istilah marketer dapat diartikan sebagai pemasar atau orang yang memasarkan suatu produk barang atau jasa. Sedangkan bisnis adalah salah satu sistem yang tersusun dari beberapa komponen untuk menjalankan suatu usaha.

Karena tugasnya sebagai orang yang memassrkan produk maka marketer ini kegiatannya tidak akan jauh-jauh dari yang namanya promosi atau iklan. Namun sebelum jauh kita membahas hubungan bahasa dan marketer, saya akan mempersempit makna marketer.

Disini saya memakai kata marketer untuk setiap orang yang berjualan di media sosial seperti FB. Mengapa demikian? Karena sebagian besar orang yang menggelar lapaknya di FB ataupun IG adalah berprofesi sebagai produsen sekaligus marketer, atau hanaya marketer saja, termasuk reseller ataupun dropshiper. Facebook digunakan sebagai media pemasaran yang paling laris digunakan. Hal ini dikarenakn FB adalah media sosial yang bersifat sosial, umum dan humanis. Layaknya sebuah perkampungan , di FB ini memiliki ikatan sosial yang kuat. Namun sekarang selain seperti sebuah perkampungan, FB ini  juga sudah seperti sebuah pasar. Semua jenis dagangan bisa kita dapatkan di FB. Keadaan inilah yang menjadi ladang subur bagi para pebisnis untuk menggelar usahanya, termasuk didalamnya sang marketer ini.

Jadi fokus pembahasan kita disini nanti adalah seputar marketer di FB.

Lets start now..

Memasarkan produk itu artinya menawarkan produk kita kepada calon customer. Hal ini bisa dilakukan dengan yang namanya promosi. Promosi yang dilakukan oleh seorang marketer itu haruslah promosi yang dapat menghasilkan transaksi.

Namun seringkali seorang marketer itu mengalami kebingungan pada cara promosi yang selama ini dia lakukan. Setiap hari dia sudah share dagangan di FB secara rutin, minimal tiga kali sehari bahkan bisa sampai sepuluh kali. Namun usaha ini belum juga menghasilkan transaski yang berarti. Padahal produk yang ditawarkannya sangat berkualitas dan harganya pun terjangkau. Kira-kira apa kesalahannya?

Dalam artikel sebelumnya saya sudah mebahas 6 langkah memulai suatu bisnis, mulai dari menetukan produk, membidik target market sampai nanti pada tahap evaluasi. Nah melakukan promosi ini adalah salah satu langkah yang harus dilalui dengan sukses jika ingin terjadi transaksi.

Waktu kita membidik target market, kita sudah memasukkan data usia, status ekonomi, gender dan lain sebagainya. Hal ini sangat kita perlukan sebagai acuan mengetahui karakter atau gaya bahasa calon customer kita. Jika sudah mengetahui gaya bahasanya kita harus menyamakan atau menyesuaikan gaya bahasa kita dengan  gaya bahasa terget market kita.

Sebagai contohnya, target market kita adalah ibu rumah tangga, maka gaya bahasa iklan kita nantinya  juga adalah gaya bahasa yang sering dipakai oleh para ibu rumah tangga. Jangan sesekali kita memanggil mereka dengan panggilan mas, bro, sist, gan atau lainnya. Tentu saja panggilan yang tepat adalan bund, mak, dan lain sebagainya.

Dengan menyamakan gaya bahasa maka kita akan dengan mudah diterima dan membaur bersama mereka. Selain itu juga dapat terjalin ikatan emosional yang dekat. Nantinya akan memudahkan kita dalam  mengarahkan mereka  bertransaksi dengan kita.

Lebih lanjut, dalam ilmu NLP dikenal bahwa bahasa adalah salah satu cara memasukkan imformasi, belief atau sugesti tertentu pada alam bawah sadar calon pembeli kita. Sedangkan kita ketahui bahwa keputusan untuk bertindak (dalam hal ini bertransaksi dengan kita) banyak dilakukan berdasarkan kerja alam bawah sadar.

Alam bawah sadar ini dapat mempengaruhi tindakan atau sikap spontan seseorang berdasarkan belief atau sugesti yang sudah tertanam. Dia akan segera menolak apa yang tidak sesuai dengan beliefnya atau dia akan segera menerima apa yang sesuai dengan belief yang sudah tertanam.

Diantara alam bawah sadar dan alam sadar manusia terdapat sebuah gerbang atau filter yang sering disebut sebagai filter area. Filter area inilah yang akan menyala ketika ada informasi yang belum tertanam dalam alam bawah sadarnya. Dia akan menyaring dan memutuskan untuk diterima atau tidaknya suatu informasi. Jika diterima maka dia kan bertindak sesuai yang kita inginkan.

Contoh dalam praktek marketing adalah ketika kita akan mempromosikan sebuah produk, katakanlah produknya itu gamis. Sebagai penjual kita akan mengatakan bahwa gamis ini cantik, bagus dan berkualitas. Lalu kita tulis bahasa promosi seperti ini:

“Gamis ini bagus lo Bund, yuk silakan diorder”

Kira-kira apa yang terjadi dalam otak calon pembelinya.

Yup, calon pembeli akan mengatakan, “ Ya iyalah bilang bagus, kan dia yang jualan”.

Alam bawah sadarnya tidak mau menerima informasi bahwa gamis itu bagus, karena pasti semua penjual akan mengatakan bahwa produknya pasti bagus. Artinya filter areanya menyala atau kesenggol. Dan infomasi itu akan masuk ke area alam sadarnya sehingga membuat calon customer ini berpikir, menimbang , ataupun tidak percaya dan akhirnya tidak tertarik dan meninggalkannya. Gagal clossing deh...

Beda halnya ketika kita mengubah sedikit tata bahasanya menjadi lebih halus agar filter areanya tidak menyala sehingga inforrmssai kita (promosi kita) ini dapat langsung masuk ke alam bawah sadarnya. Jika sudah masuk ke alam bawah sadarnya, dia akan menerimanya dan menyetujuinya sehingga lama kelaman akan mengubah sikap dan perilaku seperti yang kita inginkan yaitu bertransaksi dengan kita alias membeli produk kita.

Mari kita ubah bahasanya dengan kalimat seperti ini:

Kamu pasti tahu dong gamis hitam ini sangat elegant dan pas banget dipakai ke acara resmi. Banyak loh artis berhijab yang tampil cantik dengan memakai gamis hitam nan elegant ini. Kata beberapa  pakar desainer menyarankan dengan sedikit tambahan mute-mute di bagian pinggang dan lengan bawah maka  gamis ini akan terlihat semakin cantik sempurna”.

Bagaimana rasanya dengan kalimat yang kedua ini? Tentu saja lebih panjang karena lebih banyak mendeskripsikan kelebihannya. Dengan tata bahsa yang disampaikan pada susunan kalimat yang kedua inilah informasi  akan masuk secara perlahan ke alam bawah sadar calon customer. Dia akan mengangguk-angguk, menerima dan menyetujui pernyataan itu. Jika konsep tata bahasa ini kita terapkan pada promosi produk kita dengan intens, maka lama kelamana akan muncul awarenes, interst dan trust positif terhadap produk kita.

Dengan tata bahasa yang tepat juga kita bisa lambat laun meyakinkan calon customer bahwa produk kita adalah salah satu solusi bagi kebutuhannya. Dalam contoh iklan gamis diatas menyatakan bahwa gamis tersebut menawarkan solusi bagi calon customer sebagai busana yang bisa dipakai di acara resmi yang dapat menujang penampilan dan kebanggaan.

Dari contoh kalimat diatas, secara singkat ada tiga jurus tata bahasa yang bisa kita gunakan untuk membuat kalimat iklan yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar calon customer.
  1. Tambahkan kata “Anda tentu tahu...”
Penambahan kata “Anda tentu tahu...” ini membuat calon customer tidak merasa bodoh. Kata ini menyatakan bahwa calon customer adalah orang yang berwawasan. Ini akan menyentuh sisi emotionalnya, yaitu menimbulkan kesan bangga ( karena manusia itu senang dipuji). Calon customer akan mulai mengangguk-angguk dan nyaman untuk melanjutkan membaca promosi kita sampai selesai.

  1. Tambahkan kata “ Banyak orang..”
Dengan penambahan kalimat yang menyatakan jumlah berarti memunculkan kesan bahwa sudah banyak orang yang merasakannya atau memakainya atau membuktikannya. Hal ini sesuai dengan budaya orang dalam berbelanja, yaitu suka ikut-ikutan orang kebanyakan.

  1. Tambahkan kutipan atau pernyataan dari tokoh yang kompeten di produk yang kita tawarkan.
Penyataan atau sekedar pola pikir tokoh yang berhubungan dengan produk kita ini akan mengangkat kredibilitas produk kita di mata calon customer. Hal ini akan meyakinkan dia untuk segera memiliki produk seperti apa yang dikatakan tokoh tersebut.

Nah, itu tadi ulasan betapa pentingya menguasai tata bahasa untuk keberhasilan iklan kita. Bahasa yang membuat nyaman calon customer akan mengarahkan mereka ke alam bawah sadarnya sehingga akan dengan mudah menerima infomasi , membenarkan dan akhirnya melakukan apa yang kita inginkan, yaitu membeli produk kita. Sedangkan bahasa yang out of covert atau yang vulgar menawarkan produk secara terang-terangan dan langsung, akan lebih banyak mengakibatkan penolakan karena calon customer merasa diiklani atau dijuali padahal kebanyakan orang itu suka membeli tetapi tidak suka dijuali.

Berbagai macam pola, formula, jurus dan gaya bahasa yang dapat mempengaruhi tindakan colan customer dapat dipelajari dalam ilmu yang sekarnag sedang booming yaitu hypnowriting sebagai turunan dari ilmu NLP (Neiru Linguistic Programming). Sudah banyak buku yang mebhasa secar khusus tentang ini. Mari terus menjadi pebisnis pembelajar yang sukses.

1 comment:

  1. Wah, suka bahasan yang tema ini..Bahasa memang alat utama seorang marketer untuk memasarkan produknya. Jadi penting mengasah kemampuan berbahasa. Trims sudah mengulas ini, Mbak :)

    ReplyDelete