Friday, October 21, 2016

Memulai Bisnis di Usia Muda, Tahan Banting Ketika Berkeluarga



Untuk memulai suatu bisnis itu sebenarnya tidak memandang usia, mau muda, tua bahkan ketika masih anak-anakpun bisa. Bisnis bisa dimulai dari skala kecil sampai besar dan bisnis itu bisa berupa menghasilkan suatu produk ataupun melayani jasa tertentu.

Saatnya saya mulai bercerita nih.

Saya dilahirkan dari keluarga pedagang. Ayah dan ibu adalah pedagang di pasar tradisonal di Jogjakarta. Masih hangat dalam ingatan saya, waktu saya masih SMA, saya sering membawa beberapa dagangan ayah saya ke sekolah. Kadang bawa kaos ataupun celana jeans. Waktu itu saya masih belum percaya diri, hanya beberapa teman terdekat saja yang saya tawari. Mungkin beda ceritanya ketika dulu sudah ada marketplace seperti ralali.com, pasti saya sudah langsung jualan di marketplace yang keren ini. Saya bisa ketemu supplair berbagai macam produk atau saya bisa buka toko online disana. Hehe... Selain itu pastinya kalau saya buka toko online di www.ralali.com saya tidak perlu malu-malu harus bertatap muka dengan pembeli, cukup share produk, promosi, transaksi, kirim barang dan masuk deh dana ke rekening saya.

Nah jiwa dagang itu sampai sekarang masih melekat di jiwa saya. Dan jiwa dagang inilah yang sering menyelamatkan saya ketika saya dan suami dalam keadaan sulit. Oya, saya sudah menikah di usia 21 tahun. Menikah sambil kuliah waktu itu dan Alhamdulillah kuliahnyapun selesai dengan dibiayai dari beberapa usaha bisnis yang saya jalankan bersama suami. Memulai bisnis jasa, yaitu mengajar les privat mandiri. Artinya tidak di bawah lenbaga bimbingan belajar. Kebetulan suami juga sudah memulai bisnis ini sejak dia SMA, jadi kami sudah terbiasa mandiri dan tahan banting ketika kami sudah berkeluarga.

Mengarungi bahtera rumah tangga itu tidak selamanya mulus. Kadang ada saatnya kita berada di bawah. Serba kekurangan dari segi materi. Tetapi karena sejak usia muda kami sudah terbiasa bergelut di dunia bisnis walau kecil-kecilan itu, sekarang kami lebih tahan banting dalam menghadapi goncangan ekonomi keluarga. Sekarang suami sudah mengabdi sebagai PNS dan saya masih bermain di dunia perdagangan.   Kami semakin luwes dalam menghadapi beberapa kali goncangan ekonomi keluarga. Dan itulah pembelajaran yang paling berharga bagi kami.

Sampai saat ini saya masih mempercayakan kran rezeki saya dari usaha online shop. Mulai dari buta teknologi hingga akhirnya saya dipaksa harus belajar secara otodidak bagaimana berjualan di media sosial. Saya memutuskan untuk fokus di dunia online shop di Facebook dan BBM dengan menjual produk-produk handmade Indonesia. Mental yang terbentuk dari usia muda  dulu membantu saya tetap eksis di dunia digital ini. Saya menjadi sangat terbantu dalam mengelola semangat dan terus belajar untuk mengembangkan online shop saya ini. Apalagi sekarang ada marketplace yang keren ralali B2B ini. Marketplace yang menjembatani antara pelaku bisnis dengan pengusaha lain ini bisa memudahkan kita dalam menemukan supplair yang tepat dan memperoleh produk-produk yang berkualitas. Saya yakin usaha yang saya rintis sejak muda sampai saat ini bisa lebih berkembang bersama ralali B2B ini. Semoga di akhir tahun ini cita-cita saya untuk mendapatkan laba bersih sekian koma sekian juta dapat terwujud bersama #ralalib2bmarketplace.


Semangat terus wahai pemuda, mulailah bisnismu sekarang juga dan rasakan sensasinya di hari kemudian. Mulai bisnisnmu di #ralalib2bmarketplace sekarang juga. Kobarkan semangat #sumpahpemuda untuk kesuksesan masa depanmu. 

#ralalib2bmarketplace
#sumpahpemuda

1 comment:

  1. Ralali.com emang membantu banget buat para pengusaha, karena mampu menghubungkan pengusaha satu dengan yang lainya untuk transaksi grosir lebih mudah. Sebagai tukang layangan, sayapun jadi terbantu dalam menemukan partner jualan saya

    Btw kunjungan baliknya ya di artikelku ini http://amir-silangit.blogspot.co.id/2016/11/mudahnya-memulai-usaha-di-usia-muda.html

    Terimakasih^_^

    ReplyDelete