Monday, October 17, 2016

Namanya Pak Jambrong



Mungkin temen Fb pernah baca statusku beberapa tahun lalu, ketika abang becak langganan anak-anakku yang rela antar jemput walau kehujanan. Dan waktu itu kami harus menunggu datangnya abang becak yang agak terlambat dan ternyata abang becaknya kena musibah, yaitu ban becaknya bocor dan akhirnya dia meminjam becak temannya untuk mengantar kami ke sekolah.

Ya itu sekelumit kisah loyalitas seorarng abang becak, Pak Jambrong kami biasa memanggilnya. Anak-anakku adalah salah satu dari sekian banyak pelanggannya yang mengunakan jasa beliau. Pak jambrong ini secara fisik sama dengan abang becak lainnya, tetapi yang membedakan adalah beliau lebih cerdas dan pintar mengambil peluang.

Abang becak lainnya seperti kita ketahui mencari penumpang dengan cara mangkal di pasar atau tempat-tempat umum lainnya. Mereka akan narik becak jika ada yang memanggilnya untuk mengantarkan pulang atau pergi ke suatu tempat. Kadang jika mereka mangkal tidak dapat penumpang juga, mereka akan keliling sambil tengok kana kiri siapa tau ada yang mau naik becak.

Nah berbeda dengan Pak Jambrong ini, dia tidak mencari penumpang seperti itu. Dia jarang mangkal di pasar, puekesmas atau tempat umum lainnya. Dia narik becak khusus mengantar  jemput anak sekolah. Jam kerjanya juga teratur. Mulai pagi jam 6, dia mengantar anak sekolah yang masuk pagi, selanjutnya jam 09 ini bagi anak sekolah yang masuk siang tapi biasanya anak kelas 2 atau 3. Shift selanjutnya adalah jam 10, dia menjemput anak yang maasuk jam 7, dilanjutkan jam 12 menjemput yang masuk jam 09. Selanjutnya istirahat sebentar, dan mulai antar anak sekolah yang masuk siang yaitu jam 1 dan jemputnya jam 4 sore. Nah kalau sudah jam 4 sore dia agak longgar. Tapi di hari-hari tertentu dia akan narik lagi di jam 5 sampai jam 6 sore untuk antar jemput anak les.

Oya perlu diketahui di sekitar Perumnas Karawaci ini kebanyakan sekolah dasar negeri yang mayoritas punya jam pagi, siang dan ada pula yang sore. Hal ini karena banyaknya siswa sekolah yang tidak dibarengi dengan jumlah kelas yang ada.  Kita tahu bahwa SD Negeri sudah tidak menarik uang SPP seperak pun, paling hanya beli LKS saja. Jadi hal inilah yang membuat orang tua cenderung memasukkan anakknya ke sekolah negeri.

Kembali tentang Pak Jambrong.

Pernah suatu malam aku beli alat elektronik dan naik becak untuk sampai ke rumah. Di perjalanan aku sempet ngobrol sama abang becak ini yang ternyata dia adalah teman sekamar Pak Jambrong di kontrakan. Dia cerita banyak tentang Pak Jambrong yang dikenal luwes dan paling beruntung. Katanya Pak jambrong ini adalah abang becak yang penghasilannya paling banyak dan teratur. Ya iyalah, dia sudah punya banyak pelanggan anak-anak sekolah, salah satunya adalah anak-anakku. Para orang tua banyak yang sudah mengenal Pak Jambrong dan mempercayakan urusan antar jemput ke Pak Jambrong ini. Selain ramah, Pak Jambrong ini dikenal sebagai abang becak yang canggih. Dia sudah menggunakan fasilitas HP untuk berkomunikasi dengan para pelanggannya walaupun masih terbatas pakai SMS dan telepon. Dia akan mengabarkan kalau suatu waktu dia tidak bisa anatar jemput anak-anak sekolah karena sakit, baru nganter ibu bos sebuah rumah makan untuk belanja, terlambat karena ban bocor atau mengabarkan kalau mau pulang kampung. Nah point terakhir ini yang kadang bikin aku hopless. Ya kalau pak jambrong pulang kampung, aku sudah pasti kerepotan cari pengganti abang becak atau akhirnya aku naik angkot atau minta tolong bareng ama tetangga atau teman bahkan akhirnya harus nganter dengan jalan kaki.

Selain komunikasi yang baik dengan pelangannya , Pak Jambrong ini juga terkenal amanah. Dia akan benar-benar menunggu bahkan mencari anak jemputannya samapai masuk ke kelas. Hal ini terbukti ketika anakku belum pulang juga, aku langsung telpon security sekolahnya dan mendapat jawaban kalau pak jambrong sedang mencari Ayyasy yang ternyata mojok di abang tukang mainan. Pantesan saja ketika aku telpon Pak Jambrong ga diangkat, karena dia sedang sibuk keliling sekolah mencari keberadaan Ayyasy anakku.

Tentang ongkos becaknya, Pak Jambrong tidak pernah memasang tariff tertentu. Dia akan menerima berapun yang diberi. Tetapi sebagian besar para orang tua yang anaknya menjadi langganannya akan memberi ongkos lebih kepadanya. Selain itu tak jarang ketika di kenaikan kelas atau lebaran, kita sering memberi bingkisan atau amplop sebagai tanda terima kasih atas kinerjanya yang luar biasa untuk anak-anak kami. Oleh-oleh dari para otrang tua yang habis berlibur atau bepergian juga sering dia terima. Inilah yang membuat ikatan yang semakin kuat antara pelanggan dan pak Jambrong. Oya masih tentang ongkos, ada diantara kami para pelangannya yang membayarnya harian, mingguan atau bulanan. Jadi benar-benar flexible dan memudahkan pelanggannya.

Dan sebagai penutup cerita ini, aku hanya ingin bilang kalau sampai sekarang Pak Jambrong masih memanggilku “ mamah Dhila”. Ya mamah Dhila, nama anak sulungku yang kini sudah di jenjang SMA. Pak jambronglah yang dulu antar jemput mba Dhila waktu SD dari kelas 1 lalu lanjut jemput anak keduaku Umar yang pulang sore dan sekarang antar jemput anakku yang ketiga, Ayyasy yang sudah kelas 2. Ya pak jambrong adalah sosok abang becak dambaan para orang tua yang sanagt membantu dalam kelancaran antar jemput anak-anaknya dalam menuntut ilmu. Oya pak Jambrong di kampungnya sana mempunyai 3 anak yang pintar-pintar. Yang sulung sudah SMA juga dan sekolah di sekolah negeri unggulan. Anak kedua dan ketiganya masih sepantaran anak-anaku. Dia kalau pulang kampung selain menengok anak istri (biasanya 3 bulan sekali selama seminggu) dia juga dalam rangka panen bawang merah dan padi. Nah kalau sudah judulnya panen, di akan lama di kampung bisa sebulan lebih. Inilah yang kadang bikin para orang tua kerepotan mencari pengganti sementara pak Jambrong. Kalau pak Jambrong sudah SMS memberi kabar dia sudah balik ke Tangerang lagi, duh rasanya lega banget, tinggal nyiapin anak-anak berangkat sekolah, siap diantar jemput sekolah seperti biasa lagi. Ibunya tidak perlu repot-repot cari tebengan atau kepanasan naik angkot. Eh iya pak Jambrong pasti sangat berjasa bagi ibu-ibu seperti saya yang tidak berani naik motor sekedar untuk antar jemput anak sekolah. Hehehe…katahuan deh :D

Nah itulah sedikit review tentang abang becak langgananku  yang bernama Pak Jambrong, saya berharap ada Pak Jambrong-Pak Jambrong lain di Indonesia ini. Pintar ambil peluang, jujur, amanah, ramah, baik hati, rajin menabnug dan tidak sombong..#ehhh :D . Semoga para bapak yang berprofesi sebagai abang becak ini diberi kekuatan, kelapangan dan kemudahan dalam mencari nafkah yang halal bagi keluarganya. Setiap tetes keringatnya akan terhitung sebagai pahala dan keridhoan Allah baginya dan keluarganya. Memberi manfaat bagi keluarga dan para pelanggannya dengan ketulusannya. Kepintarannya pun dalam mengambil peluang yang jarang diambil oleh abang becak lainnya menandakan dia sebagai abang becak yang melek bisnis. Lebih mudah, lebih professional dan lebih bermanfaat. Yuk siapa tau nanti ada becak onlinenya juga…hehehe

#YeyenR


3 comments: